Laporan terbaru dari Bank Indonesia menunjukkan posisi investasi internasional kita di triwulan ketiga 2025 mengalami pergeseran. Kewajiban neto Indonesia tercatat membengkak, naik dari USD244,5 miliar di akhir triwulan II menjadi USD262,9 miliar di akhir periode September.
Menurut Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, peningkatan ini bersumber dari kenaikan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang lebih cepat ketimbang pertumbuhan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).
“Posisi AFLN Indonesia naik terutama karena valuasi harga pasar pada beberapa negara penempatan aset yang meningkat,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (8/12/2025).
Ia merinci, posisi AFLN tercatat USD541,1 miliar, hanya naik tipis 0,7 persen dibanding triwulan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh menguatnya harga emas, saham global, dan aset di sejumlah negara tujuan penempatan dana.
Di sisi lain, posisi KFLN justru melesat lebih signifikan. Angkanya mencapai USD803,9 miliar, tumbuh 2,8 persen dari triwulan sebelumnya. Peningkatan ini tak lepas dari dua faktor utama.
Artikel Terkait
Bangkok United Janjikan Perlawanan Sengit, Meski Tiket 16 Besar Sudah Di Kantong
Zulfa Mustofa Pimpin PBNU dengan Tugas Berat: Saya Ingin Jadi Solusi, Bukan Bagian Konflik
Pesawat Angkut Militer Rusia Jatuh Usai Perbaikan, Seluruh Kru Tewas
Ya Allah, Ini Hari Terakhir Saya Hidup? Kisah Pilu Arsyilla Selamat dari Cengkraman Banjir Bandang