Dalam paparannya, ia membeberkan struktur PDB Indonesia. Konsumsi dalam negeri masih mendominasi, menyumbang 57 persen. Disusul investasi sebesar 28 persen. Angka-angka itu ia jabarkan dengan jelas.
"Jadi dua hal ini saja sudah 85 persen. Ini ada di pundak kita semua. Nah bagaimana kita menggerakkan bersama pemerintah, inilah esensi daripada hari ini," katanya.
Ia lantas menggambarkan hubungan pemerintah dan dunia usaha bak dua kuda yang menarik satu gerbong. Pemerintah jadi kuda pertama lewat kebijakan-kebijakannya. Sementara pelaku usaha berperan sebagai kuda kedua, penggerak aktivitas ekonomi di lapangan.
Meski begitu, sisa 15 persen dari belanja pemerintah dan perdagangan internasional tetap punya peran krusial. "Tentu 15 persen terakhir baik dari sisi belanja modal pemerintah maupun perdagangan tetap sangat penting karena ini yang memulai mesin ekonomi berjalan," jelasnya.
Di sisi lain, Anindya tak lupa menyoroti peran Kadin di daerah. Tugas kamar dagang, tegasnya, adalah memastikan kebijakan pusat bisa dipahami dan dijalankan sampai ke tingkat paling bawah. Ia akui, beberapa kebijakan sudah jalan mulus. Tapi tidak sedikit juga yang masih butuh pendampingan lebih.
"Tugas Kadin juga di sini adalah memastikan turunan dari kebijakan di atas itu sampai ke daerah," tutupnya.
Rapimnas Kadin 2025 pun berlanjut dengan berbagai agenda diskusi. Suasana ruangan masih terasa hangat oleh semangat gotong royong yang coba dibangun sejak pembukaan.
Artikel Terkait
Booming Mobil Listrik Impor, Industri Otomotif Lokal Terancam Tumbang
Starbucks dan S.W.Smiley Hadirkan Koleksi Merchandise untuk Rayakan Kebahagiaan Sederhana
Ari Bias Gugat Holywings dan Agnez Mo Rp4,9 Miliar Soal Lagu Bilang Saja
Prabowo Tinjau Banjir Bandang, Serukan Aksi Nyata Hadapi Perubahan Iklim