Militer Amerika Serikat kembali melancarkan serangan di Samudra Pasifik. Kali ini, dua kapal yang diduga membawa narkoba menjadi sasaran pada Kamis lalu. Menurut pernyataan resmi, sedikitnya lima orang tewas dalam insiden tersebut.
Ini bukan aksi pertama. Sejak September, pemerintahan Trump sudah menjalankan serangkaian operasi serupa di perairan Karibia dan Pasifik timur. Mereka menyebutnya sebagai bagian dari kampanye besar-besaran memberantas narkoba di kawasan itu.
Namun begitu, ada satu masalah yang terus mengemuka. Pemerintahan Trump belum juga menunjukkan bukti kuat yang mengaitkan kapal-kapal yang diserang dengan perdagangan gelap narkoba. Hal ini, tentu saja, memicu perdebatan sengit soal legalitas operasi militer semacam ini.
Komando Selatan AS lewat sebuah pernyataan di media sosial X mengonfirmasi detail serangan. Mereka menyebut kedua kapal itu berada di perairan internasional dan "terlibat dalam operasi perdagangan narkoba".
Artikel Terkait
Komisaris dan IT Jadi Tersangka, Data Nasabah Finance Dijual Lewat Aplikasi Mata Elang
Trump Hentikan Lotre Green Card, Tuding Program Picu Aksi Kekerasan Kampus
Kasus Pemerasan Warga Korea Selatan: Oknum Jaksa Diserahkan ke Kejagung
Teddy Wijaya: Bantu Korban Bencana Tak Cukup dengan Logistik, Perlu Senyum dan Semangat