Menurut Wamenos, satu-satunya jalan keluar dari belenggu Serakahnomic adalah dengan menjalankan Pasal 33 UUD 1945 secara konsisten. Prinsip pengelolaan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat harus kembali menjadi pijakan utama pembangunan nasional.
"Apa yang menjadi sumber daya alam Indonesia itu, betul-betul mulai sekarang digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bukan hanya untuk kemakmuran segelintir orang," jelas Agus Jabo dengan tegas.
Apresiasi untuk Peran Mahasiswa
Agus Jabo juga memberikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa Uniba, yang mulai mengkaji isu serakahnomic secara kritis. "Maju terus, mari kita bersatu dan enyahkan Serakahnomic," ajaknya kepada para mahasiswa yang hadir.
Optimisme Menuju Indonesia yang Lebih Adil
Wamenos menutup pernyataannya dengan optimisme, meyakini bahwa jika bangsa Indonesia mampu menghapus praktik Serakahnomic, maka cita-cita keadilan sosial akan terwujud. Visi Indonesia sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dengan masyarakat yang gemah ripah loh jinawi dapat tercapai.
Komitmen Kemensos untuk Wong Cilik
Selaras dengan upaya melawan Serakahnomic, Kemensos terus memperkuat keberpihakan kepada wong cilik melalui berbagai program seperti Sekolah Rakyat, Program Keluarga Harapan (PKH)-Sembako, dan bantuan sosial berbasis pemberdayaan sesuai arah kebijakan kerakyatan Presiden Prabowo Subianto.
Acara diskusi ini juga dihadiri oleh Wakil Walikota Serang Nur Agis Aulia, Rektor Universitas Bina Bangsa Prof. Bambang Dwi Suseno, serta para mahasiswa Uniba yang antusias mengikuti refleksi satu tahun pemerintahan.
Artikel Terkait
Bos Mecimapro Fransiska Dwi Melani Ditahan! Ini Modus Penggelapan Dana Konser TWICE yang Bikin Rugi Miliaran
FA Residivis Tipu 40 Warga dengan KIS Palsu, Begini Modus Membobol Uang Rakyat!
Dubalang Kota Padang Dikukuhkan: 208 Penjaga Adat dengan Motor Listrik, Apa Tugasnya?
Wali Kota Turun Langsung! Ini Penanganan Maksimal untuk Korban Serangan Gajah di Pekanbaru