Penyidikan Kasus Pembunuhan Ibu di Medan: Bocah SD atau Suami yang Jadi Tersangka?

- Senin, 15 Desember 2025 | 10:15 WIB
Penyidikan Kasus Pembunuhan Ibu di Medan: Bocah SD atau Suami yang Jadi Tersangka?

Medan diguncang sebuah kasus yang sukar dipercaya. Seorang anak, masih duduk di bangku SD, diduga menusuk ibu kandungnya sendiri hingga tewas. Polisi pun bergerak cepat. Untuk menguak tabir peristiwa tragis ini, Polrestabes Medan menggelar apa yang mereka sebut pra rekonstruksi.

Ini bukan yang pertama. Mereka sudah melakukannya sekali sebelumnya di markas mereka. Namun, pada Minggu (14/12/2025) lalu, pra rekonstruksi kedua digelar. Prosesnya panjang, makan waktu sekitar enam jam, dengan memeragakan puluhan adegan. Yang menyita perhatian, terduga pelaku berinisial AL (12) itu tak sendirian. Ia selalu didampingi seorang psikolog dan petugas perlindungan anak, mengingat usianya yang masih sangat belia.

"Kurang lebih 6 jam, tim telah melaksanakan pra-rekonstruksi kedua," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Calvijn Simanjuntak.

Ia berharap langkah ini bisa menyempurnakan penyelidikan. Motif apa yang mendorong seorang bocah melakukan hal mengerikan seperti ini? Selain rekonstruksi, polisi juga kembali menyisir TKP. "Ada beberapa barang-barang yang kami bawa untuk didalami," jelas Calvijn lagi.

Semua ini berawal dari sebuah pagi yang sunyi di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo. Rabu (10/12/2025) itu, sekitar pukul lima pagi, teriakan minta tolong membuyarkan kesunyian. Sang anak sulung menemukan ibunya, Faizah Soraya (42), tergeletak tak bernyawa di tempat tidur. Tubuhnya penuh tusukan konon sampai dua puluh kali dan darah berceceran di lantai.

Mendengar teriakan itu, sang ayah yang tidur di lantai dua langsung turun. Kacau. Ia segera menghubungi rumah sakit. Tapi semua sudah terlambat. Faizah dinyatakan meninggal dunia. Kepala Lingkungan setempat, Tono, kemudian dihubungi untuk menelepon polisi.

"Si suami tidur di lantai dua. Kalau istri dan dua anaknya tidur di lantai satu," ujar Tono, menggambarkan susunan keluarga malam itu. "Itu di lantai kamar saya lihat sudah bersimbah darah."

Namun begitu, cerita ini tak sesederhana itu. Di balik dinding rumah itu, tersimpan kisah lain yang mulai mencuat ke permukaan. Keluarga korban, lewat berbagai unggahan di media sosial, menyuarakan kecurigaan yang sama sekali berbeda. Mereka sulit menerima narasi bahwa AL, anak kelas 6 SD, bisa melakukan pembunuhan sedahsyat itu sendirian.


Halaman:

Komentar