Dukung operasinya, SGRO punya delapan pabrik kepala sawit. Lima di Sumatera, tiga lagi di Kalimantan. Total kapasitas pengolahannya cukup besar, bisa menangani 510 ton tandan buah segar per jam.
Ada perkembangan penting di akhir 2025. Twinwood Family Holding Ltd, yang selama ini jadi pengendali saham SGRO, melepas seluruh kepemilikannya ke AGPA Pte Ltd. AGPA ini anak perusahaan POSCO International asal Korea Selatan. Transaksi sahamnya mencapai 65,72 persen.
Dengan begitu, Putera Sampoerna tak lagi menjadi pemilik Sampoerna Agro. Perubahan ini terjadi cukup cepat, mengingat sampai akhir Oktober 2025, Twinwood Family masih memegang kendali.
POSCO International sendiri bukan nama baru di Indonesia. Perusahaan Korea Selatan ini punya bisnis yang beragam, dari perdagangan, agribisnis, energi, sampai baja. Di sektor energi, mereka bahkan sudah bekerja sama dengan Pertamina Hulu Energi.
Saham SGRO sendiri sudah tercatat di bursa sejak 2007. Kala itu, perusahaan melepas 461 juta saham dengan harga Rp2.340 per lembar. Hasilnya, dana segar Rp1,07 triliun berhasil dihimpun.
Begitulah profil singkat bisnis SGRO. Dari kebun sawit di Sumatera dan Kalimantan, sampai perubahan kepemilikan yang menarik di akhir 2025.
Artikel Terkait
Penerimaan Pajak Tersendat, Baru Tembus 70 Persen di Akhir Oktober
IHSG Mantap di 8.419 Meski Rupiah Tersungkur ke Rp16.736
Proyek Rp250 Miliar di Batam Diprediksi Pacu Pendapatan Puri Global Melonjak 837%
Defisit APBN Tembus Rp 479 Triliun, Menkeu: Masih dalam Batas Aman