Makanya, Dudy Purwagandhi secara khusus meminta PT KAI dan Ditjen Perkeretaapian untuk serius menangani perlintasan sebidang. Baik yang resmi maupun yang faktanya masih dipakai masyarakat, semuanya harus dalam pengawasan ketat. Caranya? Dengan memperkuat sistem pengamanan, pasang rambu yang jelas, dan terus edukasi warga sekitar.
"Saya ingatkan kembali bahwa keselamatan adalah prioritas utama yang tidak dapat ditawar," tuturnya. "Patuhi setiap prosedur, tingkatkan kewaspadaan, dan bangun budaya saling mengingatkan."
Dia berharap, dengan kerja profesional, angkutan Nataru nanti bisa andal, selamat, dan berkelas.
Nah, soal angka tadi, itu berasal dari survei potensi pergerakan masyarakat oleh Badan Kebijakan Transportasi. Total pergerakan orang selama Nataru 2025/2026 diprediksi mencapai 119,5 juta. Dari jumlah sebanyak itu, sekitar 3,29 persennya atau 3,94 juta orang diperkirakan akan naik kereta jarak jauh.
Kalau lihat rinciannya, Stasiun Pasar Senen diprediksi jadi titik asal terpadat. Sekitar 1,21 juta penumpang diperkirakan bakal berangkat dari sana. Sementara itu, Stasiun Yogyakarta akan menjadi tujuan paling populer, dengan perkiraan kedatangan sekitar 805 ribu penumpang.
Semua mata sekarang tertuju pada kesiapan PT KAI. Mampukah mereka menghadapi lonjakan penumpang yang hampir 4 juta orang itu, sambil tetap menjaga keselamatan sebagai harga mati? Waktulah yang akan menjawab.
Artikel Terkait
BRI Suntik Rp4,85 Triliun ke ANJT untuk Dongkrak Operasional
Bendera Putih di Aceh, Menteri Tito Akui Kekurangan Penanganan Bencana
Direktur Digital Bank Sinarmas Mundur, Posisi Kunci Kini Kosong
Jordi Amat Soroti Kunci Utama di Balik Pelatih Baru Timnas