Namun begitu, ini bukan cuma soal angka penjualan mobil belaka. Putu mengingatkan, industri otomotif adalah tulang punggung. Dia menggerakkan begitu banyak sektor pendukung, dari baja, kaca, hingga industri komponen. Kalau sektor ini lesu, efek berantainya akan terasa luas.
"Kalau volume penjualan makin besar, nanti yang lain ikut bergerak," jelasnya.
"Kita harus menjaga kesempatan kerja, menjaga ekspor kita, dan menjaga ekosistem otomotif ini bisa dipertahankan."
Jadi, persoalannya kompleks. Menunggu pasar membaik dengan sendirinya mungkin bukan pilihan. Pertanyaannya sekarang, apakah ada terobosan kebijakan yang siap dihadirkan untuk memutar kembali roda ini? Waktunya berjalan, dan industri menunggu.
Artikel Terkait
BP BUMN Dukung Transformasi Peruri, Tata Kelola Jadi Fondasi Utama
Kesepakatan Dagang Indonesia-AS Diambang Batal, AS Tuding Jakarta Ingkar Janji
Setelah 15 Tahun, Kitchenette Resmi Kantongi Sertifikasi Halal
Bikin SIM di Jepang: Biaya 30 Juta dan Aturan Ketat yang Bikin Merinding