Pemulihan cagar budaya di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang rusak akibat bencana alam akhirnya mulai bergulir. Kementerian Kebudayaan RI, lewat koordinasi dengan unit Balai Pelestarian Kebudayaan setempat, kini melakukan langkah-langkah bertahap. Fokusnya jelas: menelaah kerusakan dan segera bertindak.
Komitmen ini sebelumnya telah ditegaskan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Dalam sebuah taklimat media, ia menyatakan perlindungan terhadap warisan budaya tersebut adalah prioritas.
“Balai Pelestarian Kebudayaan berfungsi sebagai ujung tombak kita,” ujar Fadli Zon dalam keterangan terpisah pada Senin (8/12/2025).
“Mereka yang menelaah, meneliti, dan mencari informasi di lapangan. Hasilnya, kita temukan 43 cagar budaya terdampak. Tujuh di antaranya ada di Sumatera Utara.”
Di sisi lain, keselamatan para juru pelihara dan SDM kebudayaan di lapangan juga tak kalah penting. Menurut Menbud, tim gabungan sudah diterjunkan. Tugas mereka bukan cuma menilai kerusakan fisik, tapi juga mengamankan artefak yang bisa dipindahkan serta memberi dukungan pada pegawai yang kena imbas bencana.
Di Sumatera Utara, BPK Wilayah II langsung fokus menangani beberapa situs kunci. Masjid Azizi, Makam Kesultanan Langkat, dan Rumah Tjong A Fie jadi prioritas. Sayangnya, akses ke lokasi seperti Masjid Azizi dan makam kesultanan masih sulit. Jalan-jalan terendam, sehingga survei dan pemulihan terpaksa dilakukan pelan-pelan.
Kondisi riil di lapangan cukup memprihatinkan. As’ari, Juru Pelihara Masjid Azizi, melaporkan kerusakan serius di pagar depan masjid.
Artikel Terkait
Sarmuji Bantah Usulan Koalisi Permanen Bahlil Sindir Cak Imin
Masjid Satu-satunya yang Bertahan di Tengah Desa yang Lenyap
Kasasi Ditolak, Arief Pramuhanto Resmi Dijerat 13 Tahun Penjara
Desa Sekumur Hilang, Hanya Masjid yang Tersisa di Tengah Banjir Aceh