UNCTAD Soroti Ekosistem Ekraf Indonesia sebagai Model Global

- Sabtu, 06 Desember 2025 | 18:45 WIB
UNCTAD Soroti Ekosistem Ekraf Indonesia sebagai Model Global

Di kantor pusat UNCTAD yang ramai di Jenewa, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsa bertemu dengan Sekjen UNCTAD, Rebeca Grynspan, Kamis lalu. Pertemuan bilateral ini bukan sekadar formalitas. Intinya jelas: memperkuat kolaborasi strategis agar ekonomi kreatif benar-benar bisa jadi mesin pertumbuhan yang berkelanjutan.

Dan rupanya, langkah Indonesia mendapat pujian. Rebeca Grynspan secara khusus menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, upaya Indonesia dalam membangun ekosistem ekraf patut diacungi jempol. Ia melihatnya sebagai contoh yang bisa ditiru negara-negara berkembang lain.

“Indonesia menunjukkan bagaimana ekonomi kreatif dapat menjadi pilar pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di negara berkembang. Pengalaman Indonesia sangat relevan untuk dijadikan referensi global,”

ujar Grynspan dalam keterangan tertulis yang baru diterima Sabtu (6/12).

Tak hanya inklusif, ekosistem yang dibangun dinilai adaptif dan sudah memberi kontribusi nyata bagi perekonomian nasional. Pujian ini tentu saja disambut hangat.

Menanggapi hal tersebut, Riefky menyebut pengakuan dari badan PBB itu sebagai penguatan. Ia meyakini ini membuktikan bahwa arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk pengembangan ekraf sudah tepat jalurnya.

“Pengakuan dari UNCTAD ini menjadi bukti bahwa langkah penguatan ekosistem ekraf yang sedang kita bangun berada pada jalur yang tepat. Indonesia siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya negara berkembang lainnya,”

tegasnya.

Dari pertemuan itu, lahir beberapa komitmen konkret. Salah satunya, Kementerian Ekraf dan UNCTAD sepakat menyusun 'Creative Economy Outlook 2026' yang rencananya diluncurkan Oktober tahun depan. Publikasi ini akan menyoroti kebijakan ekraf Indonesia, terutama kaitannya dengan isu-isu seperti digitalisasi dan daya saing global.


Halaman:

Komentar