Transformasi digital ini rupanya tidak serta-merta mengorbankan karyawan. Nixon menegaskan, tidak ada PHK dalam proses ini.
"Mereka kami pindahkan ke fungsi yang lebih penting seperti sales dan operations karena memang fungsinya sudah bisa digantikan oleh teknologi dan AI. Dengan cara ini pelayanan jauh lebih baik, lebih cepat, lebih akurat," katanya.
Di sisi lain, Nixon juga menyoroti potensi ekonomi Jawa Tengah yang menurutnya sangat menjanjikan. Data BPS mencatat, ekonomi Jateng di triwulan III 2025 tumbuh 5,37 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Pertumbuhan itu ditopang sektor-sektor kunci seperti industri pengolahan, perdagangan, pertanian, dan konstruksi.
"Stabilitas dan pertumbuhan pada multi sektor menghasilkan basis profil masyarakat yang beragam," ujarnya. Mulai dari pekerja tetap, pelaku UMKM, hingga profesional semuanya dilihat BTN sebagai potensi bisnis yang perlu dijangkau.
Ke depan, ekspansi akan terus digenjot. Tak cuma perumahan, BTN akan gencar menyalurkan kredit non-perumahan atau beyond mortgage. Salah satu program andalan adalah Kredit Program Perumahan (KPP) dengan bunga 6 persen, yang menyasar pekerja informal dan wiraswasta.
"Sekarang tidak ada alasan lagi. Pemerintah sudah menyiapkan KPP hingga Rp500 juta yang disubsidi negara," tegas Nixon.
Developer kecil pun bisa memanfaatkan plafon hingga Rp5 miliar per putaran. Harapannya, fasilitas dan layanan digital di gedung baru ini bisa memperkuat kinerja BTN di wilayah Jateng dan DIY, sekaligus menjadikan mereka role model perbankan digital di daerah.
Artikel Terkait
Dari Emas PON ke Final Futsal Kampus, Nizrina Siap Balas Dendam di Nasional
Chatime dan Tolak Angin Kolaborasi, Lahirkan Coco Angin yang Tak Biasa
Kemenhut Bantah Terbitkan Izin Tebang Kayu di Tapsel
Target 23,5 Juta Wisman, Pariwisata Domestik Tembus Rekor Tertinggi