Sebelumnya, kejadian ini berawal dari sebuah insiden laut. Sebuah kapal tongkang yang memuat kayu dalam jumlah fantastis sekitar 4.800 kubik terdampar di perairan yang sama awal November lalu.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun, memberikan penjelasan. Kapal itu berangkat dari Sumatera Barat pada 2 November 2025, dan kandas empat hari kemudian.
Dia memastikan polisi sudah bergerak cepat. Tiga anak buah kapal (ABK) telah dimintai keterangan untuk penyelidikan. Sampai sekarang, tongkang dan muatannya yang malang itu masih teronggok di lokasi, ditangani langsung oleh Polres Pesisir Barat dan Ditpolair.
Dampaknya bagi warga? Sungguh luar biasa. Video yang beredar menunjukkan kayu-kayu sepanjang 6 meter dan lebar 1 meter itu memenuhi pantai. Bukan cuma merusak pemandangan, tapi juga menghancurkan sejumlah perahu nelayan.
Dia bercerita, kayu mulai terdampar sejak awal November. Namun sampai pertengahan Desember, masalahnya belum juga beres.
Jadi, di balik tumpukan kayu yang mengganggu itu, ada dua cerita yang berjalan beriringan: penyelidikan hukum yang mencoba membongkar asal-usulnya, dan keseharian warga pesisir yang terusik, menunggu kapan pantai mereka kembali normal.
Artikel Terkait
Massa Geruduk Rumah Wedding Organizer, 230 Pasangan Rugi Rp 16 Miliar
Duka di Lereng Lawu: Dua Pelari Tewas dalam Ajang Trail Run Ekstrem
Dedi Mulyadi Borong Tikar di Padang, Gelontorkan Rp 7 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra
Dua Raja Solo Akhirnya Bersalaman Usai Salat Jumat