"Kepada @UniofOxford, para peneliti Indonesia kita - Joko Witono, Septi Andriki, dan Iswandi - bukanlah NPC. Sebutkan juga nama mereka," tulis Anies dengan tegas.
Kisah di Balik Ekspedisi
Joko Ridho Witono, peneliti BRIN dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, membagikan pengalamannya langsung dari lapangan. Menurutnya, penemuan Rafflesia hasseltii ini semakin mengukuhkan posisi Indonesia. Negeri ini tercatat memiliki keanekaragaman Rafflesia tertinggi di dunia, dengan 16 jenis yang sudah terdata.
Dari jumlah itu, tim BRIN sudah mengumpulkan 13 sampel untuk dianalisis DNA-nya. Tujuannya jelas: untuk konservasi.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kami memahami hubungan kekerabatan genetik antarjenis Rafflesia dan memastikan konservasinya di habitat asli," jelas Joko.
Riset Rafflesia memang punya tantangan tersendiri. Bayangkan saja, tanaman holoparasit ini bunganya hanya mekar beberapa hari. Lokasinya pun seringkali di area terpencil yang sulit dijangkau. Jadi, menemukannya dalam kondisi mekar adalah sebuah keberuntungan besar.
"Dibutuhkan informasi akurat dari komunitas lokal agar penelitian tidak sia-sia," tuturnya lagi, menekankan peran vital masyarakat setempat.
Peran komunitas lokal ini punya bukti nyata. Septian Riki, salah satu anggota Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu, menjadi viral di media sosial. Ia tak kuasa menahan haru saat menyaksikan langsung Rafflesia hasseltii mekar sempurna di habitat aslinya. Sebuah momen yang, sayangnya, sempat luput dari sorotan dunia.
Artikel Terkait
Hayli Gubbi Bangkit dari Tidur 12.000 Tahun, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Negara
Cak Imin Usul Solusi Kredit UMKM Tanpa Agunan, Jawab Jeratan Pinjol
Bener Meriah Diguncang Gempa 4,7 SR di Kedalaman Dangkal
Duka Nestapa Alvaro, Bocah 6 Tahun yang Tewas di Tangan Ayah Tirinya