Namun begitu, Brian juga jujur mengakui bahwa sebagian besar riset yang didanai saat ini masih berupa purwarupa atau proyek percontohan. Itu sebabnya, langkah selanjutnya tak kalah penting. Kemendikti tak ingin semua berhenti di lab atau laporan penelitian belaka.
Mereka aktif mengajak kalangan industri untuk melihat peluang di sana. "Kita mengundang industri-industri untuk melihat ini sebagai peluang," ujar Brian. Harapannya, kolaborasi antara peneliti dan industri bisa mendongkrak skala proyek dari sekadar pilot menjadi skala industri yang lebih luas.
Di sisi lain, program pendanaan ini bukanlah hal yang benar-benar baru. Brian menambahkan, ini adalah kelanjutan dari program riset yang sudah berjalan di Ditjen Risbang, yang anggarannya bahkan jauh lebih besar mencapai lebih dari Rp 1 triliun.
"Sebenarnya ini kelanjutan dari program riset yang ada di Risbang juga,"
ungkapnya.
Perbedaannya terletak pada fokus. Jika di Risbang lebih banyak menyentuh riset dasar, program yang diumumkan Sabtu lalu lebih menekankan pada riset terapan yang dampaknya langsung terasa. "Ini adalah riset yang berdampak langsung bagi masyarakat," sambungnya. Untuk tahap hilirisasi ke industri nantinya, tetap akan ada sinergi dengan pendanaan dari Risbang dan kerja sama dengan Ditjen Saintek.
Jadi, ada semangat baru yang coba digaungkan. Bukan cuma meneliti, tapi juga memastikan hasilnya sampai ke tangan yang membutuhkan.
Artikel Terkait
Di Balik Reruntuhan, Darurat yang Berwajah Perempuan
Dokter di Singapura Resepkan Dansa untuk Lansia, Ini Rahasianya
Arus Mudik Lebaran Mulai Menggeliat di Tol Cipali, Volume Kendaraan Naik 72 Persen
Rustam Effendi Tegaskan Foto Ijazah Jokowi yang Ditunjukkan Polisi Palsu