Nama Bioetanol Aren atau E100 tiba-tiba ramai diperbincangkan. Bahan bakar baru ini muncul di tengah gencarnya wacana energi terbarukan, dan langsung disebut-sebut bakal jadi pesaing serius untuk BOBIBOS yang berbahan baku jerami.
Yang menarik, proyek percontohannya bahkan sudah diresmikan langsung oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni. Lokasinya di lingkungan Pertamina Geothermal Energy (PGE) Kamojang, Garut.
Agenda transisi energi Presiden Prabowo Subianto sepertinya menemukan momentumnya. Tapi ini bukan cuma soal proyek teknis belaka. Lebih dari itu, ini bukti nyata bahwa kekayaan hutan kita dalam hal ini pohon aren bisa disulap jadi energi bersih yang punya nilai ekonomi tinggi buat masyarakat.
Lalu, apa sebenarnya Bioetanol Aren ini?
Singkatnya, ini adalah bahan bakar nabati yang diolah dari nira aren. Prosesnya dimulai dari penyadapan nira segar, lalu difermentasi pakai ragi Saccharomyces cerevisiae, dan akhirnya dipanaskan lewat distilasi untuk memisahkan etanol murninya. Menurut Raja Juli, seluruh rangkaian itu dari sadap sampai jadi bioetanol sudah berjalan di pilot project tadi.
Artikel Terkait
Beras dan Mi Hancur Berantakan, TNI Evaluasi Metode Airdrop untuk Korban Bencana
Kucing Berrompi Polisi Nyelonong ke Tengah Apel Malam Polresta Pontianak
Sumber Kontaminasi Cengkeh Radioaktif Terungkap dari Perkuburan di Lampung
Mendagri Tito Karnavian: Geopark Bukan Cuma Batu, Tapi Mesin Ekonomi Daerah