Biasanya kan yang minta damai itu pihak terlapor, supaya pelapor mau mencabut laporannya. Bukan malah terbalik kayak gini.
Fakta-fakta ini makin menguatkan analisa sebelumnya. Dari seluruh rangkaian peristiwa, bisa ditarik beberapa kesimpulan.
Pertama, laporan polisi Jokowi sepertinya cuma taktik untuk menekan Roy CS dan kawan-kawan agar berhenti mengkritik soal ijazah. Bukan benar-benar mau membuktikan keaslian ijazahnya.
Kedua, setelah ancaman tidak mempan, mereka coba cara lain: merengek minta damai. Tujuannya jelas, agar kasus ini tidak sampai meja hijau. Mereka tahu persis ijazahnya bermasalah. Kalau sampai diadili, semua kebohongan akan terbongkar.
Ketiga, Jokowi sekarang kayak orang kebingungan. Terjepit. Maju terus ketahuan palsunya, mundur pun malu sendiri karena harus cabut laporan.
Kini, Jokowi sepertinya mencoba meminta pertolongan kekuasaan. Berharap ada yang bisa menyelamatkannya dari masalah ijazah palsu ini.
Seruan Gayus Lumbuun agar Presiden turun tangan dengan memberikan Amnesti atau Abolisi bisa dilihat sebagai upaya penyelamatan muka. Dengan cara itu, kasus bisa dihentikan tanpa Jokowi perlu mencabut laporannya.
Mari kita kawal terus kasus ini sampai tuntas. Jangan biarkan masalah ijazah palsu menjadi warisan buruk bagi generasi mendatang.
Artikel Terkait
Dua Petinggi Propam Sumut Dicopot Sementara Diduga Langgar Kode Etik
Tawaran Damai Kubus Jokowi Dinilai Sinyal Kelemahan di Kasus Ijazah
Tiga Kunci Dai: Ikhlas, Sabar, dan Teguh di Jalan Dakwah
Jaksa Agung Geser 12 Pejabat Kunci, Ini Daftar Lengkapnya