Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Hsiao Kuang-wei, bahkan menuduh China memutarbalikkan fakta sejarah. Dia menyoroti pernyataan AS beberapa waktu lalu yang menyebut upaya China menggunakan dokumen era Perang Dunia II untuk mengisolasi Taiwan.
Tak ketinggalan, pihak China punya jawabannya sendiri. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengingatkan bahwa Republik Rakyat China telah mengambil alih pemerintahan penerus Republik China sejak 1949.
Suasana makin tegang ketika Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi ikut angkat bicara. Dia menyatakan bahwa serangan China ke Taiwan akan membahayakan keamanan Jepang dan berpotensi memicu respons militer. Pernyataan ini langsung memicu gelombang ketegangan baru.
Akibatnya, hubungan China-Jepang memburuk dengan cepat. Beijing mengeluarkan imbauan agar warganya tidak berkunjung ke Jepang. Tak hanya itu, sejumlah acara pertukaran budaya terpaksa dibatalkan. Bahkan, pertemuan trilateral menteri kebudayaan China, Jepang, dan Korea Selatan terpaksa ditunda. Situasinya memang rumit, dan sepertinya belum akan mereda dalam waktu dekat.
Artikel Terkait
Kaji Ulang Kasus ASDP, KPK Tinjau Kembali Langkah Hukum Pasca Rehabilitasi Presiden
Investasi Sulut Tembus Rp 8 Triliun, Target Rp 9,3 Triliun di 2025 Diyakini Tercapai
Bobby Nasution Kirim Bantuan Darurat ke Wilayah Sumut yang Terlanda Banjir Bandang
Damai Palsu di Manado: Korban Terluka, Pelaku Bebas Berkeliaran