Kresna Hutabarat, analis Mandiri Sekuritas, punya penjelasan. "Kenaikan tersebut ditopang peningkatan yield aset dan perbaikan cost of fund ke level 4,2 persen," ujarnya.
Nah, di luar angka-angka kuartalan itu, ada optimisme jangka panjang. Spin-off unit syariah dinilai membuka ruang pertumbuhan baru. Tapi yang lebih utama adalah komitmen pemerintah di sektor perumahan, yang selama ini jadi jantung bisnis BTN.
Kresna meyakini, komitmen ini akan jadi mesin pendorong. "Program seperti kuota 350 ribu unit FLPP dan Kredit Program Perumahan akan mendongkrak pertumbuhan kredit BTN pada 2026 dibandingkan 2025," katanya.
Dengan fundamental yang dinilai solid mulai dari rebound margin, pertumbuhan kredit yang terjaga, hingga outlook KPR yang positif dua sekuritas ini sepakat memberi rekomendasi beli. Binaartha Sekuritas mempertahankan target harga Rp1.345 untuk saham BBTN, sementara Mandiri Sekuritas lebih optimis dengan target Rp1.380. Keduanya melihat potensi kenaikan yang menarik untuk saham bank pelat merah ini.
Jadi, meski proses spin-off baru saja rampung, sinyal pertumbuhan yang lebih sehat untuk BTN sudah mulai terlihat.
Artikel Terkait
Dari Kubangan Lumpur, RSUD Aceh Tamiang Bangkit Kembali
Bank Asing dan Swasta Nasional Menunggu Dampak Aturan DHE SDA 2026
Optimisme Meledak: 92% Pebisnis Indonesia Siap Ekspansi ke ASEAN
Saudi dan Qatar Sepakati Kereta Cepat Penghubung Riyadh-Doha