Tugasnya pun bervariasi. Sebagian besar logistik diantarkan ke bandara-bandara terdekat lokasi bencana. Namun begitu, untuk lokasi yang sulit dijangkau darat, metode khusus dipakai.
"Sejauh ini sudah 1,1 ton logistik yang kita antar menggunakan sistem air drop menggunakan teknik heli box," jelas Freddy.
Teknik lain juga dipakai. "Kemudian 17,22 ton itu kita drop dengan menggunakan teknik low cost low altitude menggunakan parasut," lanjutnya. Upaya ini untuk memastikan bantuan sampai meski medan ekstrem.
Ke depan, kesiapan tetap dijaga. Freddy memastikan pesawat-pesawat angkut itu akan terus siaga di Halim. Begitu ada tambahan bantuan atau kebutuhan mendesak, mereka siap terbang lagi menembus awan menuju Sumatera. Upaya udara ini menjadi salah satu nadi penting penyaluran harapan bagi mereka yang terdampak.
Artikel Terkait
Warga Lagoa Desak Tanggul Ditinggikan Usai Rob Nyapu Permukiman
Diskon Tiket Nataru Tak Goyahkah Dominasi Mobil Pribadi?
Prabowo Kritik Demokrasi Barat: Mereka yang Dulu Menjajah, Kini Mengajari
Ekonomi Global Lesu, ASEAN Jadi Bright Spot yang Dinanti Dunia