Ilustrator Gresik Raih Fazzio Hybrid Berkat Desain Retro di Tengah Tenggat Dua Hari

Ceritanya, Yusyfi baru tahu soal kompetisi ini dua hari sebelum penutupan. Waktunya sangat mepet. Tapi pengalaman tiga tahun di dunia desain memberinya cukup bekal untuk terjun.

“Proses waktunya kurang dari dua hari. Kesulitannya tuh mengatur waktu karena sudah mepet. Mikir juga bakal selesai di hari pengumpulan atau enggak,” kenang pria 28 tahun itu.

Sempat ragu, tapi rasa penasaran dan tantangan akhirnya mendorongnya untuk mencoba.

Di kamarnya, ia fokus menatap tablet. Jari-jarinya bergerak lincah di atas aplikasi desain, menciptakan bentuk dan warna. Seharian ia habiskan untuk mencari konsep. Begitu ide jatuh, ia eksekusi tanpa jeda dari subuh sampai larut malam.

“Untung proses mendesain lancar, meskipun deg-degan takut enggak selesai. Mulai ngerjain pukul 3 pagi sampai 8 malam. Ada jeda beberapa kali untuk makan dan salat,” ujarnya sambil tersenyum.

Dari 276 peserta, Yusyfi melihat peluang. Banyak peserta yang memanfaatkan AI. Meski diperbolehkan, ia memilih jalan manual lewat aplikasi desain. Keputusannya itu rupanya tepat.

Karyanya yang awalnya cuma mock-up digital, kini diwujudkan oleh Yamaha menjadi motor nyata. Impiannya agar karyanya dilihat orang di jalan raya akhirnya terwujud.

“Motornya akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, buat kerja juga,” katanya singkat.

Ratusan peserta memang antusias. Tapi di mata juri ahli seperti Arnis Muhammad (seniman mural Ikan Lungkee) dan Satria Vijie, karya Yusyfi-lah yang paling memikat. Ia berhasil keluar sebagai jawara.