Kobaran api yang mulai pada Rabu sore itu butuh waktu 43 jam untuk benar-benar padam. Upaya heroik pemadam kebakaran nyaris tak berarti dihadapi amukan si jago merah yang sudah dapat ‘bahan bakar’ sempurna.
Korban jiwa terus bertambah. Per Senin malam, angka resminya mencapai 151 orang tewas, dengan 79 luka-luka. Data awal yang menyebut 159 orang hilang sempat membuat panik, tapi kemudian direvisi karena dianggap tidak akurat.
Meski begitu, Kepala Unit Penyelidikan Kepolisian Hong Kong, Tsang Shuk Yin, menyatakan bahwa sekitar 40 orang masih benar-benar hilang dan belum ditemukan. Situasi ini mengungkap kekacauan lain: data penghuni di kompleks itu sendiri tidak jelas.
Sampai saat ini, 14 orang yang terlibat dalam proyek renovasi telah ditangkap. Mereka yang diamankan berasal dari berbagai pihak, mulai dari kontraktor utama, konsultan, hingga subkontraktor. Fokus penyidikan adalah dugaan pemasangan material ilegal dan kemungkinan manipulasi dalam proses inspeksi keselamatan.
Penyelidikan tentu belum berakhir. Otoritas masih mendalami apakah ada motif yang lebih gelap di balik tragedi ini, termasuk kemungkinan pelanggaran korporasi atau tindak pidana lainnya. Yang jelas, di balik debu dan besi-besi yang melintir, ada nyawa-nyawa yang melayang akibat permainan yang tak seharusnya dimainkan.
Artikel Terkait
Ekonomi Indonesia Makin Mantap, Inflasi Terkendali dan Manufaktur Melaju
Honda Vario 125 Street Resmi Meluncur, Setang Baru Ubah Gaya Berkendara
Kereta Tani Resmi Beroperasi, Bantu Distribusi Hasil Bumi di Jalur Merak-Rangkasbitung
Reuni 212 Besok Sore, Lalu Lintas Monas Bakal Dialihkan Mulai Pukul 5