Tidak hanya itu, klub Antalyaspor juga resmi memecat Yehezkel karena dianggap "bertindak melawan nilai-nilai negara" dan "merusak citra klub".
Baca Juga: Tampil Serba Minim, Konsep Foto Album Baru (G)I-DLE Dicap Plagiarisme
Kasus ini tidak berhenti sampai di situ. Kejaksaan Antalya membuka penyelidikan terhadap Yehezkel atas dugaan "penghasutan publik untuk kebencian" terkait aksinya di lapangan.
Menteri Kehakiman Turki, Yilmaz Tunç, bahkan ikut turun tangan dan menyatakan, "Kejaksaan Antalya telah membuka penyelidikan terhadap pesepakbola Israel Sagiv Yehezkel atas tuduhan penghasutan publik untuk kebencian terkait selebrasi kebenciannya yang mendukung pembantaian Israel di Gaza".
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia
Setelah dibebaskan dari penahanan, Yehezkel mencoba meluruskan niatnya. Ia mengklaim tidak bermaksud memprovokasi atau mendukung kekerasan, melainkan berharap agar perang segera berakhir.
"Saya tidak bermaksud memprovokasi siapapun. Saya tidak mendukung perang. Ada warga Israel yang disandera di Gaza," katanya kepada kanal televisi NTV yang mengaku mendapat akses ke interogasi oleh polisi.
"Saya tidak pernah tidak menghormati siapapun sejak berada di Turki. Saya hanya ingin perang ini berakhir. Itulah mengapa saya menunjukkan pesan tersebut."
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: indotren.com
Artikel Terkait
Juventus Siapkan Senjata Adzic untuk Amankan Tiago Gabriel dari Kepungan Klub Inggris
Pelatih Arema Ingatkan Laga Derby Jatim: Trauma Kanjuruhan Tak Boleh Terulang
Jafar/Felisha Tumbangkan Duo Malaysia, Melenggang ke 16 Besar Australian Open
11 Wakil Indonesia Serbu Babak 16 Besar Australian Open 2025