Kematian Mendadak: Ancaman Tersembunyi yang Semakin Mengkhawatirkan
Jakarta - Dunia kardiologi Indonesia kembali diingatkan akan bahaya kematian mendadak (sudden cardiac death) yang semakin sering terjadi. Fenomena ini, yang dulu dianggap langka, kini menjadi perhatian serius para ahli jantung.
"Mati mendadak merupakan red flag yang harus diwaspadai. Banyak kasus terjadi pada orang yang satu jam sebelumnya terlihat sehat-sehat saja, lalu tiba-tiba collapse," tegas Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Konsultan Senior Elektrofisiologi dan Terapi Alat, dalam BraveHeart Cardiac Forum Jakarta 2025.
Penyebab Tersering dan Kondisi yang Tak Terduga
Menurut paparan dr. Yamin, penyakit jantung koroner menjadi penyebab utama kematian mendadak. Kondisi ini dapat memicu serangan jantung hanya dalam hitungan menit, bahkan tanpa gejala peringatan sebelumnya.
"Serangan bisa terjadi kapan saja, bahkan tanpa gejala sebelumnya," tegasnya.
Selain itu, gangguan kelistrikan jantung seperti Brugada Syndrome dan Long QT Syndrome juga menjadi ancaman serius. Kondisi ini sering kali tidak terdeteksi karena pasien tampak sehat secara fisik.
"Ini penyakit yang diam-diam. Banyak anak muda datang tanpa keluhan, tapi irama listrik jantungnya berbahaya. Kalau tidak diperiksa, kita tidak tahu," jelas dr. Yamin.
Faktor Genetik dan Pendekatan Multidisiplin
Faktor genetik memegang peranan penting dalam banyak kasus kematian mendadak. dr. Yamin menekankan, riwayat keluarga yang meninggal mendadak harus menjadi peringatan untuk melakukan pemeriksaan dini.
"Brugada itu banyak dipengaruhi genetik. Jadi kalau ada keluarga yang meninggal mendadak, kita wajib curiga. Pemeriksaan dini bisa menyelamatkan nyawa," tegasnya.
Pendekatan multidisiplin juga menjadi kunci penting dalam penanganan masalah jantung. Kolaborasi antara kardiolog, ahli bedah, dan spesialis lainnya dinilai crucial untuk penanganan yang komprehensif.
Artikel Terkait
Serangan Rusia Hancurkan Gedung Permukiman di Ternopil, 9 Tewas dan Puluhan Luka
Alfamidi Gulirkan Program Protein, 130 Balita Bebas dari Stunting
KPK Periksa Sembilan Direktur Travel Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji
Sorak-Sorai Inklusif: Ketika Sepak Bola Menjadi Ruang Kebahagiaan bagi Semua