Pemerintah Indonesia melaporkan capaian lapangan yang signifikan: lebih dari 4,15 juta hektar lahan gambut telah dipulihkan, didukung pembangunan 35.500 sekat kanal, dan pemasangan 10.100 titik pemantauan muka air tanah. Upaya ini diperkuat dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG).
Dari pihak Republik Demokratik Kongo, Menteri Lingkungan Hidup, Pembangunan Berkelanjutan, dan Ekonomi Iklim Baru, Marie Nyange Ndambo, menyoroti peran krusial lahan gambut sebagai penyerap emisi karbon dalam skala besar.
"Negara-negara seperti kami, yang kaya akan sumber daya hutan dan memiliki lahan gambut yang luas, memiliki tanggung jawab untuk bersatu melindungi wilayah ini bagi rakyat kami dan bagi dunia," kata Marie.
"Itulah tujuan aliansi kami hari ini. Dan seperti yang telah kami katakan, kami akan menarik sebanyak mungkin negara untuk membentuk sebuah kekuatan," tutupnya menandaskan semangat kolaborasi global.
Artikel Terkait
Polri dan KLHK Perkuat Sinergi Pengelolaan Limbah B3, Fokus pada Pendekatan Edukatif
RKUHAP di Ujung Tanduk: Ketika Disrupsi Informasi Mengubur Substansi Hukum
Bank Sampah Berkah Bhayangkara: Sampah Berubah Jadi Rupiah, Polisi Ini Ciptakan Solusi di Serang
Presiden Prabowo Tinjau RS Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo, Bukti Nyata Kerja Sama Strategis dengan UEA