PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatat pertumbuhan pendapatan yang cukup signifikan sepanjang 2024, bahkan hingga mencapai 3,42 miliar Dolar AS. Angka ini naik dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 2,93 miliar Dolar AS.
Namun, kinerja positif tersebut justru dihadapkan dengan banyaknya kerugian yang juga dialami maskapai nasional tersebut. Laporan keuangan menyebutkan perseroan menghadapi kerugian sebesar 69,78 juta Dolar AS sepanjang 2024.
Di sepanjang tahun 2024, Garuda Indonesia secara grup berhasil mengangkut 23,67 juta penumpang atau naik 18,54 persen dibandingkan sepanjang tahun 2023 yang mengangkut 19,97 juta penumpang.
Jumlah ini terdiri dari 11,39 juta penumpang Garuda Indonesia (mainbrand) serta 12,28 juta penumpang Citilink.
Kenaikan jumlah penumpang Garuda Indonesia Group selaras dengan peningkatan frekuensi penerbangan sebesar 12,21 persen (YoY) dari tahun sebelumnya yang sebanyak 145,500 penerbangan menjadi 163,271 penerbangan.
Faktor yang mempengaruhi angka kerugian ini adalah beban usaha yang mengalami kenaikan sebesar 18,32 persen, yang salah satunya disebabkan oleh peningkatan beban pemeliharaan dan perbaikan pesawat.
Beban usaha naik menjadi 3,10 miliar Dolar AS dari beban usaha 2,62 miliar Dolar AS. Beban usaha lainnya juga naik menjadi 390,07 juta Dolar AS dari 75,27 juta Dolar AS, serta rugi sebelum pajak diderita 81,46 juta Dolar AS usai meraih laba sebelum pajak 234,58 juta Dolar AS.
Artikel Terkait
Gilang Paksa Hadiri Pemakaman Cindy, Tapi Jenazah Istrinya Tak Juga Ditemukan!
Pengusaha Sawit Riau Diperas Rp 1,6 Miliar, Modusnya Video Call Panas yang Bikin Ngeri
Detik-Detik Haru Azan Berkumandang Kembali di Gaza, Tanda Perdamaian?
Cindy, Istri Gilang Kurniawan: Potret Terakhir Anjay, Nikah! Sebelum Tewas di Honeymoon