✍🏻 SHAUN KING (Aktivis Muslim AS)
Ada sebuah klip video yang beredar dari televisi Israel. Anda mungkin sudah melihatnya. Di sana, Benjamin Netanyahu berdiri di podium, berbicara pada kerumunan tentang peristiwa mengerikan di Pantai Bondi, Sydney.
Dia berbahasa Ibrani. Katanya, dia melihat "sebuah video seorang Yahudi yang menerkam salah satu pembunuh, merebut senjatanya, dan menyelamatkan entah berapa banyak nyawa."
Pidato itu disiarkan nasional. Dan sekarang, coba tebak, berapa banyak orang Israel yang percaya bahwa sang penangkap penembak di Bondi adalah seorang Yahudi? Padahal, kenyataannya sama sekali berbeda.
Pria dalam video itu bukan Yahudi. Namanya Ahmed al Ahmed. Usianya 43 tahun, seorang Muslim asal Suriah yang sehari-hari mengelola toko buah lokal. Dia ayah dari dua anak. Saat tembakan meletus, dia justru berlari ke arah bahaya, berusaha merebut senjata si penyerang. Dua peluru menembus tubuhnya dalam aksi nekat itu. Netanyahu menyaksikan keberanian itu, lalu mengubah agama pria itu dengan mulutnya sendiri.
Ini cerita tentang Ahmed, tentang Bondi, dan tentang kebohongan yang sengaja dirawat.
Apa yang Sebenarnya Terjadi di Bondi
Minggu sore itu, ratusan orang memadati Pantai Bondi untuk sebuah acara Hanukkah yang diadakan Chabad. Suasana riuh seperti biasa keluarga, anak-anak, turis. Lalu, dua pria bersenjata, disebut-sebut seorang ayah dan anak, mulai menembak ke kerumunan. Lima belas orang meninggal, puluhan luka-luka. Korban termuda berusia sepuluh tahun, yang tertua 87. Serangan ini jelas menargetkan orang Yahudi yang sedang merayakan hari rayanya.
Di tengah kekacauan dan pembantaian itu, Ahmed al Ahmed seorang Muslim Suriah pemilik toko buah membuat keputusan yang sulit dibayangkan. Dalam video lain yang kini viral, Anda bisa melihat salah satu penembak bersembunyi di balik pohon palem. Ahmed bersembunyi di balik mobil. Tiba-tiba, dia melesat keluar. Berlari kencang, menjatuhkan si penembak, merebut senjatanya, lalu mengarahkan senjata itu kembali ke penyerang.
Keluarga Ahmed bercerita, dia mencoba menembak balik, tapi senjatanya sudah kosong. Di rekaman, terlihat dia menurunkan senjata dan mengangkat satu tangan ke arah polisi, berusaha memberi tanda bahwa dia bukan ancaman. Dalam perkelahian itu, dia tertembak di lengan dan tangan. Dia sudah dioperasi.
Sepupunya bilang pada media Australia, “Dia pahlawan, 100% dia pahlawan.”
Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, menyebutnya pahlawan sejati yang menyelamatkan banyak nyawa. Perdana Menteri Australia juga memuji warga yang “berlari menuju bahaya” itu. Bahkan Donald Trump, dari Gedung Putih, ikut memuji keberanian pria dalam video tersebut.
Pria itu adalah Ahmed. Seorang Muslim Suriah yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan orang Yahudi di perayaan Hanukkah.
Netanyahu Melihat, Lalu Mengubah Agamanya
Kembali ke kutipan Netanyahu. Di podium, di depan kamera, dia dengan spesifik menyebut pahlawan itu “seorang Yahudi”. Bukan sekadar “pria pemberani” atau “warga Australia”, tapi secara khusus Yahudi.
Padahal, saat pidato itu disampaikan, faktanya sudah jelas. Media Australia sudah melaporkan nama, usia, dan latar belakang Ahmed. Pemimpin lokal sudah memujinya. Keluarganya sudah berbicara. Mustahil perdana menteri Israel dengan akses intelijen dan pengarahan keamanannya tidak tahu siapa Ahmed sebenarnya.
Dia tidak ingin tahu.
Artikel Terkait
PM Albanese Temui Pahlawan Bondi yang Berani Hadang Penembak
Pramuka DIY Bekali Generasi Z dan Alpha Hadapi Bencana
Dedi Mulyadi Bongkar Akar Masalah Kerusakan Lahan di Pangalengan
Dua Tahun Tanpa Gaji, Nasib 580 Pekerja Perkebunan di Sumsel Terkatung