CIBEST: Saat Zakat Tak Lagi Hanya Diukur dari Angka, Tapi Juga dari Hati

- Senin, 08 Desember 2025 | 17:25 WIB
CIBEST: Saat Zakat Tak Lagi Hanya Diukur dari Angka, Tapi Juga dari Hati

Pada intinya, CIBEST telah bertransformasi dari sekadar alat ukur akademis menjadi infrastruktur penting. Ia menjembatani prinsip syariah dengan kebutuhan praktis di lapangan.

Namun begitu, sosialisasi model ini tentu harus terus digencarkan. Salah satu segmen yang disasar belakangan ini adalah pondok pesantren. Pada 2024, tim CIBEST menyambangi Pondok Pesantren Nurul Hakim di Lombok Barat. Tahun berikutnya, giliran Pondok Pesantren Al-Ghozali di Sleman, Yogyakarta, yang didatangi.

Kegiatan ini difasilitasi program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University, yang bertujuan mendiseminasikan berbagai inovasi kampus. Irfan Syauqi Beik selaku Dekan FEM IPB memimpin langsung, didampingi Kepala dan Sekretaris CIBEST IPB serta Ketua Prodi S2 Ekonomi Syariah.

“Kami sangat mengapresiasi program dospulkam yang diinisiasi oleh IPB, program ini sangat inovatif dan merupakan bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi kepada masyarakat,” ujar Gus Qoyyum, pengelola Pesantren Al-Ghozali.

Respon hangat datang dari para santri dan pengurus pesantren. Mereka melihat CIBEST menawarkan perspektif segar untuk memahami problem ekonomi umat, sekaligus peran strategis pesantren dalam pengentasan kemiskinan.

“Saya disini bersyukur bawa model CIBEST ini telah digunakan secara masif di dunia zakat dan wakaf dalam 1 dekade terakhir. Ini menunjukkan bahwa fungsi kampus yaitu melahirkan produk yang dapat digunakan oleh masyarakat, semua komponen, termasuk pondok pesantren agar bisa mengetahui dan memahami model CIBEST,” ungkap Irfan Syauqi Beik.

Momentum satu dekade CIBEST menjadi penanda penting. Dengan sosialisasi ke pesantren, model ini kian menjauh dari kesan akademis yang kaku, menuju alat perubahan sosial yang nyata. Harapannya, tercipta ekosistem kesejahteraan berbasis syariah yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.

Laily Dwi Arsyianti menegaskan, “CIBEST bisa menjadi pendekatan baru yang menjadi alternatif pendekatan yang konvensional. Pendekatan konvensional terlalu memfokuskan pada aspek material dan cenderung mengabaikan aspek spiritual. Padahal spiritual itu penting untuk membangun mentalitas, mentalitas itu untuk penting untuk pembangunan.”


Halaman:

Komentar