Rapat kerja di Gedung DPR Senayan, Rabu lalu, berlangsung cukup tegang. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, bicara blak-blakan soal bencana banjir bandang yang melanda Aceh dan Sumatera. Inti masalahnya, menurut dia, ada di hilangnya hutan. Dan angkanya fantastis.
Sejak 1990 hingga sekarang, belasan ribu hektar kawasan hijau di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara lenyap begitu saja. Kalau dijumlah semua, luasnya mencapai 43.521 hektare. Wilayah seluas itu hilang dalam kurun tiga dekade lebih.
"Di Aceh saja, pengurangan tutupan hutannya mencapai 14.000 hektare sejak 1990," ucap Hanif.
Suaranya terdengar berat. "Tentu angka ini sangat berpengaruh."
Ia kemudian merinci satu per satu. Kawasan Batang Toru, misalnya, kehilangan hampir 19.000 hektare hutan. Sementara di daerah aliran sungai (DAS) Sumatera Barat, angka kehilangannya sekitar 10.521 hektare. Hilangnya tutupan hijau dalam skala masif ini, bagi Hanif, adalah biang kerok utama bencana yang terjadi.
Tanpa hutan, daerah aliran sungai kehilangan kemampuan menyerap dan menahan air. Akibatnya, ketika hujan deras tiba, air langsung meluncur deras ke pemukiman.
Artikel Terkait
Gus Ipul Tegaskan: Penyandang Disabilitas Harus Jadi Prioritas dalam Tanggap Darurat
Jabar dan PUPR Sepakati Kerja Sama, Citarum Masuk Prioritas
Stok Cuma di Atas Kertas, Warga Sumut Teriak: Sudah Lima Hari Tak Ada BBM!
Kalapas Sulut Dicopot Diduga Paksa Warga Binaan Muslim Makan Daging Anjing