“Sekarang karena pertambahan penduduk, ekosistem itu hilang. Anak saya tidak bisa menikmati itu,” ujarnya.
Perdebatan semakin memanas. Iqbal menilai analogi Gus Ulil tidak tepat. Proses alami, kata dia, berbeda jauh dengan industrialisasi yang menggunakan alat berat dan menghancurkan hutan dalam waktu singkat.
Sayangnya, argumen Iqbal kembali dicap sebagai “Wahabisme Lingkungan”. Gus Ulil mengibaratkan pola pikir aktivis lingkungan yang ekstrem itu mirip dengan puritanisme teks dalam agama.
“Wahabisme itu, orang wahabi itu begitu kepinginnya menjaga kemurnian teks, sehingga teks tidak boleh disentuh sama sekali. Harus puritan,” ketusnya. “Teman-teman lingkungan ini yang terlalu ekstrem… menolak sama sekali mining, karena industri ekstraksi selalu pada dirinya adalah dangerous.”
Lebih jauh, Gus Ulil berpendapat bahwa pepohonan dan tambang adalah anugerah Tuhan untuk dikelola manusia. Banyak orang, katanya, hidup bergantung dari sektor ekstraktif seperti batubara, yang manfaatnya nyata bagi kehidupan.
Namun begitu, Iqbal tak setuju. Ia menekankan bahwa kuota untuk ekstraksi di Indonesia sudah menipis. Jika bicara kebutuhan energi, pemerintah harus beralih ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
“Kementerian Kehutanan sendiri bilang… kuota deforestasi kita itu sudah lebih kecil dari yang sudah dideforestasi. Nggak ada ruang, Gus,” tutur Iqbal. “Ada hitung-hitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Dalam satu wilayah dia memungkinkan untuk diekstraksi lagi atau tidak. Kalau dia sudah tidak mencukupi, maka berhenti.”
Pola pikir eksploitasi tanpa batas, menurutnya, sangat berbahaya. Kekayaan alam bukan warisan untuk satu generasi saja, melainkan harus dipikirkan untuk anak cucu di masa depan.
“Ada batas atas, tidak semua hal harus kita ekstraksi. Tidak semua hal atau anugerah ini menjadi nikmat kita. Ada juga anugerah di muka bumi yang menjadi nikmat dan harus kita wariskan kepada anak cucu kita,” pungkas Iqbal menutup perdebatan.
Artikel Terkait
Bobby Nasution dan Raja Juli Antoni Didesak Bertanggung Jawab atas Banjir Bandang Sumut
Permintaan Maaf BNPB Hanya untuk Bupati, Korban Banjir Bandang Tapsel Masih Menunggu
Rehabilitasi Prabowo Bebaskan Ira Puspadewi dari Cekal dan Tahanan KPK
KPK Tangkap Dua Tersangka Kasus Suap Lelang Proyek Stasiun Medan