Keterlibatan dan persetujuan keluarga menjadi penentu utama. Surat pernyataan keikhlasan mereka melengkapi proses penutupan yang penuh duka ini.
Tak lama setelah apel usai, tepatnya pukul 16.00 WIB, seluruh personel tim SAR gabungan mulai meninggalkan lokasi. Mereka pergi membawa kenangan akan perjuangan selama sepuluh hari, serta duka yang ditinggalkan.
Bencana ini bermula pada sebuah Kamis malam, tanggal 14 November 2025. Tanah longsor yang tiba-tiba menerjang, menimbun 16 rumah warga di dua dusun, Tarukahan dan Cibuyut. Peristiwa tragis itu merenggut 23 nyawa. Dari jumlah itu, 21 korban berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia. Namun begitu, dua korban lainnya, Maysarah dan Vani, harus dinyatakan hilang dan pencariannya diakhiri tanpa hasil.
Kini, yang tersisa adalah kesunyian dan pelajaran berharga. Bagi warga Cibeunying, hidup harus terus berjalan, meski luka ini mungkin tak akan pernah benar-benar sembuh.
Artikel Terkait
Gus Yahya Bantah Terima Surat Pengunduran Diri, Ragukan Keaslian Dokumen
Gus Yahya Sebut Upaya Pemberhentiannya dari Ketum PBNU sebagai Tindakan Sepihak
Gus Yahya Tegaskan Tak Ada Niatan Mundur Meski Ditekan Surat
Kemensos Perkuat 635 Pendamping Sosial untuk Tuntaskan 26 Masalah Krusial