Kebiasaan sederhana itulah yang kini membekas sangat dalam.
Namun, ada satu momen spesifik yang tak bisa dilupakannya. Suatu pagi, Karina membawakan buah dan air kelapa untuk sarapan suaminya. Reaksi Epy saat itu benar-benar berbeda.
"Dia bilang, 'Wah indah sekali nih hidup sehat, makasih bunda, I love you'," tutur Karina sambil memejamkan mata sejenak.
Menurut pengakuannya, di masa-masa terakhir, Epy kerap menunjukkan sikap yang lebih apresiatif. Lebih lembut, dan lebih mesra dari biasanya. "Belakangan ini dia lebih apresiatif, lebih mesra dari biasanya," ungkapnya.
Perubahan sikap kecil itulah yang kini justru membuatnya semakin merindu. Hal-hal sepele yang dulu dianggap biasa, malah menjadi kenangan yang paling melekat. "Setelah dia nggak ada, aku mikir kok momen itu yang paling nempel ya," ujarnya dengan suara lirih.
Baginya, kepergian Epy bukan cuma kehilangan seorang suami. Lebih dari itu. "Kehilangan kang Epy itu kehilangan temen curhat, temen cerita, semuanya," ucap Karina.
Di tengah rindu yang terus menggedor, Karina berusaha bertahan. Caranya dengan menggenggam erat semua memori indah yang mereka ciptakan bersama. Kenangan-kenangan itulah yang memberinya kekuatan, sekalipun harus melalui hari-hari yang terasa berat tanpa kehadiran sang sahabat hidup.
"Kenangan itu yang bikin aku tetap bisa jalanin hari, walau berat," tutupnya.
Artikel Terkait
Kabar Gembira: WNI Bisa Singgah di China Tanpa Visa Selama Transit
Richard Lee Ungkap Kekecewaan pada Inara Rusli Soal Pernikahan Sirinya
Mulan Jameela Bongkar Kabar Bayi di Gendongannya, Ternyata Anak Kedua
Jangan Sampai Gagal! Ini Dokumen Wajib untuk Liburan ke Taiwan