Mary Austin Akhirnya Lepas Rumah Peninggalan Freddie Mercury Setelah 30 Tahun

- Senin, 24 November 2025 | 22:10 WIB
Mary Austin Akhirnya Lepas Rumah Peninggalan Freddie Mercury Setelah 30 Tahun

Freddie sendiri pernah mengungkapkan betapa spesialnya Mary baginya. Dalam wawancara tahun 1985, ia berkata dengan penuh keyakinan.

Kesetiaan Mary terbukti sampai akhir. Dia menemani Freddie hingga detik-detik terakhir di tahun 1991, ketika sang musisi meninggal akibat komplikasi AIDS.

"Saya benar-benar kehilangan keluarga ketika Freddie meninggal. Dia segalanya bagi saya," ujarnya dengan suara lirih.

Freddie meninggalkan warisan yang tidak sedikit, termasuk rumah mewahnya. Mary menempati rumah itu selama 30 tahun berikutnya, dikelilingi kenangan-kenangan tentang pria yang begitu berarti dalam hidupnya.

Tapi beban itu terasa berat. "Saya jadi berpikir, 'Oh Freddie, kamu sudah meninggalkanku terlalu banyak, terlalu banyak, dan terlalu banyak yang harus kuhadapi.' Saya merasa tidak sanggup menanggungnya," akunya.

Akhirnya, di tahun 2024, Mary memutuskan untuk menjual rumah tersebut. Bukan karena tidak mencintai Freddie, justru sebaliknya.

Kini Mary hidup tenang bersama dua anaknya dari mantan suami, Piers Cameron, seorang pelukis. Pernikahan keduanya dengan pengusaha Nick Holford memang berakhir dengan perceraian, tapi cintanya pada Freddie tetap utuh.

"Saya merindukan keceriaannya, humornya, kehangatannya, dan energinya," ujarnya kepada BBC tahun 2023.

Bagi penggemar yang ingin mengetahui lebih dalam tentang hubungan spesial ini, Mary akan merilis buku bertajuk A Life in Lyrics pada 1 September 2026. Buku itu akan memuat cerita dan kenangan pribadi tentang Mercury, foto-foto dari koleksinya, serta lirik-lirik yang sebelumnya belum pernah diterbitkan.

Kisah cinta mereka yang kompleks dan mendalam ini bahkan semut diangkat dalam film Bohemian Rhapsody, dibintangi Rami Malek dan Lucy Boynton. Tapi tak ada yang bisa menggambarkan kedalaman hubungan mereka selain Mary sendiri, wanita yang meski tak pernah menjadi istri sah Freddie Mercury, namun selamanya menjadi separuh jiwanya.


Halaman:

Komentar