Baca Juga: Ganjar Sebut Kepastian Hukum Kunci Sukses Pertumbuhan Ekonomi, PDB Bisa Tembus 7 Persen
Semua target tersebut diupayakan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur 27,9 persen pada tahun 2029 dengan peningkatan produktivitas 9,1 persen dan 34,09 juta jumlah tenaga kerja dengan 26,4 persen peningkatan produktivitas. Dengan demikian, nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) akan menurun sekitar 5 persen.
Dengan gambaran tersebut, maka kebutuhan investasi yang perlu diraih untuk periode 2025-2029 sekitar Rp 45,51-Rp 45,87 ribu triliun, di mana pemerintah itu hanya sekitar 9-11 persen, BUMN 8,3-8,9 persen, dan swasta 82,5-80,2 persen.
"Mau nggak mau, suka tidak suka adalah kita harus meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan akademisi. Inilah yang kami coba gambarkan bahwa kolaborasi ini akan menjadi sangat penting, sehingga kebutuhan tersebut tadi bisa kita penuhi di dalam lima tahun ke depan," ujar Eka.
Peran dari pihak swasta berkaitan fokus industri kimia, industri logam dasar, industri alat angkutan, dan industri elektronik. Pemerintah dapat memberikan arah kebijakan fiskal, dukungan regulasi, kelembagaan dan prioritas pendanaan untuk transformasi pembangunan, serta dukungan dalam pengembangan R&D. Terakhir, akademisi dalam berperan dalam pengembangan R&D.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com
Artikel Terkait
Suzuki Gasak Pasar ASEAN, Ekspor Fronx dan Satria Rambah 180.000 Unit
Dolar Stagnan di Puncak Tertinggi Sepekan, Pasar Berbalik ke Safe Haven
IHSG Dibuka Hijau, Top Gainer XIPB Melonjak 31 Persen
Harga Emas Antam Meroket Rp 21.000 di Tengah Insentif Fiskal Baru