Performa saham secara luas terlihat solid. Enam dari sebelas sektor di S&P 500 naik, dengan sektor consumer discretionary memimpin kenaikan 1,78 persen. Saham Lululemon naik 3,5 persen setelah kabar akuisisi saham besar-besaran oleh investor aktivis Elliott. Starbucks juga ikut meroket 4,9 persen.
Tapi, bintang utama hari itu jelas Micron Technology. Saham produsen chip ini melesat 10,2 persen! Pemicunya, proyeksi laba kuartalan mereka hampir dua kali lipat dari ekspektasi analis. Ini semua didorong oleh permintaan gila-gilaan untuk teknologi kecerdasan buatan. Saham memori lain seperti SanDisk dan Western Digital ikut terbawa euforia, mendorong indeks semikonduktor Philadelphia naik 2,6 persen.
Perlu diingat, euforia AI ini punya sisi lain. Belanja besar-besaran perusahaan untuk teknologi AI yang dibiayai utang, plus ketidakpastian soal strategi monetisasinya, sempat bikin investor khawatir sepanjang kuartal ini.
Ada juga aksi rebound dan lonjakan spektakuler lainnya. Saham Oracle bangkit 0,9 persen, pulih dari tekanan sehari sebelumnya. Yang lebih dramatis, saham Trump Media & Technology melonjak gila-gila-an 41 persen! Lonjakan ini terjadi setelah perusahaan mengumumkan kesepakatan merger dengan perusahaan energi fusi TAE Technologies, dengan valuasi gabungan lebih dari 6 miliar dolar AS.
Secara keseluruhan, suasana pasar terlihat optimis. Di NYSE, saham yang naik mengalahkan yang turun dengan rasio 1,9 banding 1. Di Nasdaq, rasio saham naik terhadap turun berada di 1,63 banding 1. Volume perdagangan terbilang padat, mencapai 16,89 miliar saham, meski sedikit di bawah rata-rata 20 hari.
Ketiga indeks utama ini berhasil bangkit dari posisi terendah tiga pekan terakhir. Indeks Russell 2000 yang berisi saham-saham kecil pun ikut menguat 0,8 persen. Sebuah pemulihan yang cukup melegakan untuk mengakhiri pekan.
Artikel Terkait
ADRO Bagi Dividen Interim, Begini Cara Pemula Bisa Ikut Menikmati
Pertamina Gelontorkan 150 Ribu Tabung Elpiji Tambahan untuk Natal di Sulut
Rupiah Terseret Sentimen Global dan Peringatan Fiskal Bank Dunia
Nikel Bangkit Tiga Hari Beruntun, Indonesia Pangkas Pasokan 2026