Cara kerjanya sederhana. Begitu dua negara terhubung, wisatawan tinggal pindai kode QR di gerai tujuan menggunakan aplikasi dompet digital atau mobile banking dari negaranya sendiri. Ambil contoh integrasi dengan Malaysia yang sudah berjalan sejak 2023. Warga Malaysia yang lagi jalan-jalan di Bali bisa bayar pedagang lokal pakai QRIS, cukup lewat aplikasi DuitNow di ponselnya. Begitu pula sebaliknya, orang Indonesia di Kuala Lumpur bisa bayar pakai aplikasi lokal.
Namun begitu, menurut Widi, tantangannya sekarang ada di sosialisasi. Kesadaran para wisatawan dari negara-negara mitra itu masih perlu ditingkatkan.
Tak cuma itu. Perluasan jaringan merchant atau gerai yang menerima pembayaran QR lintas negara di dalam negeri juga jadi pekerjaan rumah. Jika kedua hal ini berjalan, potensinya besar.
Widi meyakini, kemudahan bertransaksi ini bisa jadi game changer bagi pariwisata nasional. Bayangkan, transaksi yang cepat, mudah, dan murah pasti akan menambah daya tarik Indonesia di mata turis mancanegara. Tinggal eksekusinya saja yang harus diperkuat.
Artikel Terkait
IHSG Diprediksi Koreksi Tipis, Empat Saham Ini Jadi Buruan Analis
Emas Bisa Melonjak 30% di 2026, Asal Dunia Makin Kacau
Unilever Indonesia Bagikan Dividen Rp3,3 Triliun Jelang Akhir Tahun
Stok Beras Nasional Aman, Cadangan Bulog Tembus Rekor Tertinggi