Selain andalkan Hi-Co Scan, Bea Cukai juga sedang uji coba teknologi AI. Fungsinya untuk mengecek apakah harga barang di dokumen ekspor itu wajar atau tidak. Sistem AI ini nantinya akan membandingkan harga yang tercantum dengan harga pasaran di e-commerce dan e-katalog pemerintah.
“Kita menggunakan AI sudah kita kembangkan. Mudah-mudahan pada bulan Desember ini kita uji coba untuk melihat perbandingan harga barang yang ada di e-commerce maupun e-katalog. Sehingga kita bisa menentukan berapa harga normal yang ditentukan ataupun penentuan tarifnya,”
jelasnya lagi.
Di sisi lain, upaya penguatan ini disambut baik oleh Komisi XI DPR. Mukhamad Misbakhun, Ketua Komisi XI, mengaku senang karena Hi-Co Scan akhirnya diaktifkan. Pasalnya, dalam beberapa kunjungan DPR ke pelabuhan sebelumnya, peralatan ini sering ditemukan dalam keadaan mati.
“Berapa kali kita kunjungan spesifik ke pelabuhan-pelabuhan mengecek peralatan itu semua enggak hidup, tapi bapak memang punya. Sekarang kalau dihidupkan kita senang,”
kata Misbakhun.
Dengan dua teknologi ini di tangan, Bea Cukai berharap pengawasan ekspor bisa jauh lebih presisi. Mereka optimis modus manipulasi dokumen hingga ekspor fiktif bisa ditekan secara signifikan.
Artikel Terkait
Wall Street Bangkit, Dipicu Sinyal Potongan Suku Bunga dari Fed
BRMS Pacu Proyek Emas dan Tembaga dengan Suntikan Dana Rp10,3 Triliun
Sisik Ikan Terbuang Disulap Jadi Emas Cair, Raup Ratusan Juta dan Berdayakan Warga Pesisir
NSSS Bantah Keras Isu Akuisisi Anak Usaha oleh Widodo Makmur Unggas