- Bayi di bawah lima tahun (balita): 1,8 juta orang
- Pendidikan anak usia dini (PAUD): 1,1 juta anak
- RA: 626.000 anak
- Taman kanak-kanak: 1,9 juta anak
- Siswa sekolah dasar kelas 1–6: lebih dari 15 juta anak
- Ibu hamil: 267.000 orang
- Ibu menyusui: 599.000 orang
- Sekolah luar biasa: 77.000 peserta
- Pondok pesantren: 316.000 santri
- Seminari: 979 peserta
- Pusat kegiatan belajar masyarakat: 97.000 peserta
Pengajuan Anggaran Tambahan untuk Perluasan ke Daerah Terpencil
Untuk memperluas jangkauan program, BGN telah mengajukan penambahan anggaran sebesar Rp28,63 triliun kepada Kementerian Keuangan. Anggaran tambahan ini dialokasikan khusus untuk membangun dapur MBG di wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau.
Wilayah terpencil yang dimaksud adalah daerah yang tidak dapat diakses dalam waktu lebih dari 30 menit dari daerah terdekat, seperti daerah pegunungan, daerah yang dibatasi sungai atau laut, pulau-pulau kecil, dan kawasan pedalaman. Saat ini, telah terdata sekitar 8.000 titik lokasi yang membutuhkan.
Setiap dapur MBG yang akan dibangun di daerah terpencil ini dirancang dengan kapasitas 1.000 porsi dan menempati lahan sekitar 10x15 meter persegi. Pemerintah daerah juga diberikan keleluasaan untuk menentukan investor yang akan terlibat dalam pembangunan infrastruktur ini.
Dengan adanya tambahan anggaran dan fokus pada daerah terpencil, diharapkan program Makan Bergizi Gratis dapat semakin mendekati target 82,9 juta penerima manfaat pada tahun 2025, sekaligus memerangi masalah gizi dan stunting di Indonesia.
Artikel Terkait
Sejarah Pelabuhan Gresik: Pusat Perdagangan Nusantara yang Terlupakan & Kisahnya
Bulan Fintech Nasional 2025: Percepat Transformasi Digital & Inklusi Keuangan di Indonesia
Klarifikasi Resmi: Video Viral Nikita Mirzani di Rutan Bukan Live, Ini Faktanya
Visit Saudi Travel Fair 2025: Promo Tiket & Paket Umrah Termurah di Gandaria City