Namun begitu, kebutuhan warga ternyata lebih kompleks. Jonius mengungkapkan, selain pangan, ada hal mendesak lain yang harus dipenuhi.
"Kita pun berharap bantuan yang cepat saat ini seperti pakaian khususnya untuk anak-anak dan orang tua. Pampers juga perlu," ungkapnya.
Ia menjelaskan, banyak perlengkapan sekolah anak-anak yang hanyut atau rusak terendam banjir. Itu sebabnya, bantuan alat tulis dan seragam sekolah sangat dinantikan.
Data di lapangan cukup menggambarkan betapa besarnya dampak bencana ini. Sekitar 200 Kepala Keluarga atau setara dengan 1.010 jiwa harus mengungsi. Mereka tersebar di enam titik pengungsian. Konsentrasi terbesar ada di Posko HKBP Sibalanga, yang menampung 60 KK (sekitar 600 jiwa). Sementara itu, Posko Kantor Desa menampung 30 KK atau kurang lebih 350 jiwa.
Secara keseluruhan, angka korban memang masif. Bencana ini disebut telah mengganggu kehidupan sekitar 15.000 warga. Yang memilukan, korban jiwa yang meninggal dunia dilaporkan mencapai 36 orang. Pencarian masih terus dilakukan untuk 11 warga lainnya yang hingga kini dinyatakan hilang.
Artikel Terkait
Tiga Korban Kebakaran Gedung Terra Drone Akhirnya Teridentifikasi
Bank Mandiri Pacu Ekonomi Kerakyatan di Jawa Barat, Kredit Tembus 14,7%
Kayu Hanyutan Banjir Aceh-Sumut-Sumbar Diresmikan Jadi Bahan Bantuan Darurat
Indonesia Pacu Investasi Rusia Lewat Forum Bisnis di Moskow