Prospek PT Bank Tabungan Negara (BTN) tampak makin cerah. Ini terjadi setelah mereka resmi memisahkan Unit Usaha Syariah-nya menjadi bank syariah tersendiri, yaitu Bank Syariah Nasional. Langkah spin-off ini, rupanya, disambut positif oleh para analis.
Menurut Avanza Bagus Aditya dan Achmadi Hangradhika dari Binaartha Sekuritas, tren pemulihan BTN terlihat solid. Yang paling mencolok adalah lonjakan pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) mereka. Hingga kuartal ketiga 2025, angkanya melesat 44,49 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
"Kenaikan net interest income yang mencapai 44,49 persen menjadi Rp12,61 triliun ini adalah katalis penting bagi perbaikan profitabilitas BTN," tulis kedua analis itu dalam risetnya, Minggu (7/12).
Mereka menambahkan, "Ditambah langkah spin-off BTN Syariah, kami melihat BTN masuk fase pertumbuhan yang lebih sehat dan berkelanjutan."
Lonjakan NII itu bukan angka kosong. Ia mencerminkan keberhasilan BTN dalam dua hal sekaligus: mendongkrak hasil dari asetnya dan, di sisi lain, mengendalikan biaya dana dengan cukup efektif. Alhasil, laba bersih perseroan hingga September 2025 juga ikut naik 10,58 persen, mencapai Rp2,30 triliun.
Semua ini kemudian terlihat jelas dalam rasio Net Interest Margin (NIM). Di kuartal III-2025, NIM BTN naik 100 basis poin menjadi 3,9 persen. Kinerja bulanannya bahkan lebih bagus lagi. Data dari Mandiri Sekuritas menunjukkan, dalam sepuluh bulan pertama 2025, BTN berhasil mempertahankan NIM di level 4,0 persen. Angka ini naik signifikan dari 2,9 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.
Artikel Terkait
BNPB: Pemulihan Bencana di Tiga Provinsi Sumatra Butuh Dana Rp51,82 Triliun
BNPB Beberkan Kerusakan Parah di Aceh: 37 Ribu Rumah Rusak, Puluhan Triliun Dana Pemulihan Dibutuhkan
Prabowo Gandakan Anggaran Bencana, Fokus pada Kebutuhan Bayi dan Perempuan
Harga Pertamax dan Dex Melonjak, Pertalite Tetap Bertahan