Sepuluh Tahun Shopee: Dari Batik hingga Brand Lokal, Ini Kisah di Balik Pesta 12.12

- Minggu, 07 Desember 2025 | 08:00 WIB
Sepuluh Tahun Shopee: Dari Batik hingga Brand Lokal, Ini Kisah di Balik Pesta 12.12

Sudah sepuluh tahun berlalu. Di Shopee, waktu itu tak hanya dihitung oleh transaksi, tapi juga oleh jutaan cerita. Ada mimpi kecil yang menjelma jadi bisnis nyata. Ada pula orang-orang yang menemukan cara baru memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau kreator yang memulai segalanya dari satu konten pertama.

Nah, untuk merayakan semua itu, puncak perayaan akan digelar pada 12 Desember 2025 mendatang, tepat di hari H 12.12 Birthday Sale. Momen ini disebut-sebut sebagai bentuk syukur untuk seluruh ekosistem yang telah tumbuh bersama platform tersebut.

Adi Rahardja, Senior Director of Business Development Shopee Indonesia, menekankan bahwa perjalanan satu dekade ini milik bersama.

"Intinya, ini bukan cuma tentang Shopee. Lebih tentang mereka yang berkontribusi dan berkembang bersama kami. Sangat berarti bagi kami bisa melihat teknologi dan fitur yang kami hadirkan benar-benar membuka jalan," ujarnya.

Menurutnya, perayaan pencapaian itu diwujudkan melalui berbagai cara. Mulai dari serial dokumenter ‘Melestarikan Warisan Budaya’ di YouTube, promo menarik sepanjang kampanye 12.12, hingga beragam keseruan lain sebagai bentuk apresiasi.

Kalau kita lihat ke belakang, Shopee dalam sepuluh tahun terakhir memang jadi semacam rumah bagi banyak penjual lokal dan UMKM. Perjalanan mereka beragam, tapi bertemu dalam satu wadah yang sama. Teknologi menjadi jembatannya.

Nah, di momen spesial ini, perayaan diwarnai kisah inspiratif penjual lokal dan kolaborasi yang cukup unik. Salah satunya lewat serial dokumenter global yang menampilkan Batik Kanthil sebagai representasi UMKM Indonesia. Ada juga kolaborasi produk eksklusif dengan brand seperti Kintakun.

Kisah Batik Kanthil sendiri cukup menyentuh. Usaha ini pernah dihantam cobaan besar saat kebakaran menghanguskan toko fisiknya. Tapi, rupanya tekad untuk bertahan justru lebih kuat.

Ahmad Musa, sang pemilik, memilih bangkit dan memodernisasi bisnisnya. Mulai dari motif, model, sampai cara berjualan, semua diubah agar batik tetap dicintai generasi sekarang. Keputusan untuk bergabung dengan Shopee pada 2020 ternyata menjadi titik balik yang signifikan.

“Sejak gabung, pesanan kami melonjak lebih dari 50 kali lipat. Bahkan lewat Program Ekspor, kami bisa menjangkau pasar Malaysia, Singapura, dan Thailand,” cerita Musa.

Ia menambahkan, Shopee tidak cuma memperluas jangkauan. Platform itu juga mendekatkannya langsung dengan pelanggan.

"Lewat Shopee Live, kami bisa berdiskusi real-time. Hasilnya, fitur itu menyumbang hampir 45 persen dari total pesanan. Sekarang kami bahkan punya studio live streaming khusus. Jadi, bisa dibilang Shopee adalah rumah sekaligus titik balik usaha kami. Kehormatan besar bisa membawa cerita batik Pekalongan ke dunia lewat video spesial ini," jelasnya.


Halaman:

Komentar