Sabtu pagi itu, di Lanud Sultan Iskandar Muda, suara rotor helikopter Sikorsky memecah kesunyian. Mesin raksasa berwarna merah-hitam itu bukan penumpang biasa yang diangkut, melainkan sebuah genset berkapasitas 250 kWh. Bobotnya mencapai 2,5 ton. Misi BNPB dan TNI AU kali ini jelas tidak main-main: mengantarkan sumber daya listrik yang vital itu ke RSUD Takengon di Aceh Tengah.
Operasinya butuh presisi tinggi. Personel bergerak cepat, memastikan tali sling terpasang sempurna pada genset raksasa itu. Setelah semua aman, heli mulai mengangkatnya perlahan. Genset itu sempat bergoyang tipis, lalu akhirnya stabil di udara. Helikopter pun kemudian membawanya melaju, menembus pegunungan menuju lokasi bencana.
Mengapa begitu genting? Rumah sakit rujukan di sana harus tetap beroperasi. Di tengah krisis akibat banjir dan longsor, RSUD Takengon adalah garda terdepan. Mereka butuh daya untuk IGD, ruang operasi, unit perawatan intensif, dan peralatan medis yang haus listrik. Genset ini jadi penopang hidup bagi banyak pasien, terutama korban luka-luka dari bencana.
Jalur darat ke Takengon sendiri masih terputus di beberapa titik. Timbunan material banjir dan longsoran membuat distribusi lewat jalan biasa mustahil. Makanya, pengiriman udara jadi satu-satunya pilihan. Menurut BNPB, langkah ini bagian dari strategi percepatan pemulihan di wilayah yang masih terisolasi.
Artikel Terkait
Bupati Aceh Selatan Dikecam, Pergi Umrah Saat Daerahnya Terlanda Bencana
Prabowo Panggil Menteri di Akhir Pekan, Genjot Penanganan Bencana Sumatera
Timor Leste Hancurkan Singapura 3-1, Jalan Lafaek ke Semifinal Terbuka Lebar
Banjir Garoga: PTAR Bantah Tudingan dan Buka Data Cuaca Ekstrem