Ekonomi Syariah Pacu Kencang, Proyeksi Aset Tembus Rp3.500 Triliun di 2026

- Kamis, 04 Desember 2025 | 16:50 WIB
Ekonomi Syariah Pacu Kencang, Proyeksi Aset Tembus Rp3.500 Triliun di 2026

Kalau diamati, tren kenaikan ini merata di beberapa kategori. Mulai dari makanan-minuman halal, kosmetik halal, hingga kesehatan, pendidikan, dan perjalanan ibadah. Pola konsumsi seperti inilah yang nantinya akan jadi bantalan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, ini juga membuka peluang besar bagi sektor-sektor yang terkait langsung dengan gaya hidup halal dan tentu saja, keuangan syariah.

Ada satu hal lain yang patut dicatat: potensi dana sosial. Penerimaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS-DSKL) diproyeksikan naik dari Rp44,56 triliun pada 2025 menjadi Rp52,66 triliun di tahun depan. Pertumbuhannya mencapai 18,17 persen year-on-year.

Banjaran melihat ini sebagai sinyal positif. Meningkatnya preferensi masyarakat berpotensi memperkuat fondasi pemerataan ekonomi. Apalagi jika dana-dana sosial ini bisa diintegrasikan dengan baik ke dalam pembiayaan syariah formal dan program-program pemberdayaan pemerintah.

“Indonesia memiliki peluang besar memasuki fase pertumbuhan yang lebih kuat dan inklusif di 2026,” tambahnya.

Meski begitu, ia tak menampik bahwa tantangan tetap menghadang. Risiko global, kedalaman pasar keuangan yang masih perlu diperdalam, dan kebutuhan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja berkualitas adalah beberapa di antaranya.

“Tantangan tetap ada: risiko global, kedalaman pasar keuangan yang masih terbatas, dan kebutuhan menciptakan lebih banyak pekerjaan berkualitas. Namun, dengan kebijakan yang tepat dan pemanfaatan penuh potensi ekonomi syariah, Indonesia tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga melompat ke level pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tutup Banjaran.

Jadi, gambaran untuk 2026 memang penuh harapan. Semua angka dan proyeksi itu bicara tentang satu hal: ekonomi syariah Indonesia sedang bersiap untuk pacu kencang.


Halaman:

Komentar