"Saya ingin menjadi tempat cerita mereka, layaknya seorang sahabat," ujarnya suatu kali.
Perubahan ini memang terasa menyeluruh. Di sisi lain, keputusannya untuk menghapus tato yang selama ini melekat di tubuhnya seakan menjadi simbol dari proses pertobatan yang sedang dijalaninya. Sebuah babak baru yang ia tulis dengan penuh kesadaran.
Tak hanya itu, kebahagiaannya sebagai ibu juga terpancar jelas. Baru-baru ini, ia bahkan tak bisa menyembunyikan tangis bahagia saat putri sulungnya berhasil menjadi finalis Gadis Sampul. Momen haru yang menunjukkan betapa ia sepenuhnya hadir dalam setiap langkah anak-anaknya.
Pada akhirnya, yang dilakukan Sheila Marcia ini mungkin bisa menjadi renungan bagi banyak orang tua. Belajar dari masa lalu bukan untuk disesali, tapi untuk dijadikan pijakan membangun masa depan yang lebih baik terutama untuk generasi berikutnya.
Artikel Terkait
Di Balik Peringatan Hari Guru, Perlindungan dan Kesejahteraan Masih Jadi Mimpi
Karsa Budaya Prima: Ketika CSR Menjadi Nadi Pelestarian Warisan Nusantara
Relawan Beraksi Cepat di Tengah Reruntuhan Abu Semeru
Bamsoet Desak Kampus Cetak Sarjana Penggerak Ekonomi, Bukan Pencari Kerja