JAKARTA – Maraknya praktik adopsi ilegal dan perdagangan anak yang memanfaatkan media sosial mendorong Wakil Ketua Komisi VIII DPR Singgih Januratmoko mengusulkan pembentukan tim khusus. Tujuannya, mengungkap jaringan sindikat penculikan dan penjualan anak secara lebih komprehensif.
“Tim khusus diperlukan agar penyelidikan tidak berhenti pada pelaku lapangan, tetapi menembus hingga jaringan di belakangnya,” tegas Singgih, Rabu (19/11/2025).
Menurut politikus tersebut, modus operandi kejahatan ini banyak berkembang melalui platform digital. Dia mendesak adanya penguatan regulasi dan mekanisme pengawasan yang lebih ketat di ruang siber.
“Celah regulasi dalam pengawasan konten digital harus segera diperbaiki. Platform media sosial tidak boleh menjadi ruang bebas bagi praktik perdagangan anak,” tegasnya.
Singgih menekankan pentingnya sinergi lintas lembaga, melibatkan Polri, Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bareskrim, serta lembaga kemasyarakatan. Tanpa koordinasi solid, penyelidikan dinilainya hanya akan bersifat parsial dan gagal mengungkap jaringan besar yang diduga beroperasi secara sistematis.
Artikel Terkait
Harga Beras Stabil Jelang Nataru, Pemerintah Klaim 214 Wilayah Alami Penurunan Harga
Mentan Bongkar Praktik Serakahnomics yang Ancam Pangan Nasional
IMF Didesak Cairkan Cadangan Emas untuk Selamatkan 3,4 Miliar Penduduk Negara Berkembang
Prabowo Resmikan RS Kardiologi Emirates-Indonesia, Bukti Kemitraan Strategis dengan UEA