Dugaan mark up atau penggelembungan biaya dalam proyek ini disebut sangat jelas. Muslim membandingkan biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang hampir mencapai Rp120 triliun untuk jarak 142 Km, dengan proyek serupa di Arab Saudi yang membangun kereta cepat sejauh 1.500 Km dengan biaya sekitar Rp112 triliun.
Besaran Kerugian Negara dan Desakan Tindakan Segera
Berdasarkan analisis Prof Anthony Budiawan, seperti yang dikutip Muslim, kerugian negara dari proyek Whoosh ini diperkirakan dapat mencapai Rp73,5 triliun. Dengan perbandingan yang sederhana sekalipun, publik dapat melihat adanya indikasi mark up yang signifikan.
Muslim Arbi mendesak Presiden Prabowo untuk segera menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) yang memberikan mandat kepada Mahfud MD dan tim untuk segera bekerja menyelidiki kasus ini secara tuntas.
Ia juga menambahkan bahwa wacana pengembangan Whoosh rute Jakarta-Surabaya sebaiknya ditunda terlebih dahulu. Fokus saat ini harus pada penyelesaian masalah proyek Whoosh yang sudah berjalan sebelum menciptakan masalah baru.
Desakan ini menunggu gebrakan konkret dari Presiden Prabowo dan Mahfud MD untuk menyelamatkan keuangan negara dari potensi kerugian yang lebih besar.
Artikel Terkait
Projo Gabung Gerindra & Ganti Logo dengan Wajah Jokowi, Ini Alasannya
Jusuf Kalla, Nasaruddin Umar, dan Arsjad Rasjid Suarakan Perdamaian Global di Forum Roma 2025
Pamali Presiden Melayat ke Keraton Solo: Mitos atau Fakta Berdasar Sejarah?
Analisis Pengamat: Alasan Pragmatis Budi Arie Tinggalkan PSI dan Pilih Gerindra