Dua sosok yang sama-sama mengklaim sebagai Raja Keraton Solo akhirnya bertemu. Di Masjid Agung, usai salat Jumat, Pakubuwono XIV Purboyo dan Pakubuwono XIV Hangabehi saling menyapa dan berjabat tangan.
Momen itu menandai pertemuan pertama mereka sejak dualisme penobatan ini merebak. Situasinya memang rumit. Pasca mangkatnya Pakubuwono XIII, tahta Keraton Kasunanan Surakarta justru dipegang oleh dua orang yang berbeda. Keduanya bersikukuh sebagai penerus yang sah.
Ini bukan kali pertama konflik serupa terjadi. Dulu, sepeninggal Pakubuwono XII di tahun 2004, situasi mirip sempat memanas antara KGPH Hangabehi dan KGPH Tejowulan. Waktu itu, akhirnya keluarga besar sepakat mengakui Hangabehi sebagai Pakubuwono XIII. Namun begitu, sejarah seperti berulang.
Menurut sejumlah saksi, pertemuan Jumat lalu berlangsung singkat namun cukup cair. Purboyo-lah yang mendekati kakaknya, Hangabehi, yang berada tak jauh darinya. Mereka saling menanyakan kabar.
“Kebetulan kalau Jumat ya jumatan di sini. Ketemu biasa aja. Kakak saya nggak gimana-gimana. Saya juga biasa aja,” ujar Purboyo.
Ia mengaku jarang bertemu sang kakak. Alasannya sederhana: Purboyo masih menempuh pendidikan magister di UGM, Yogyakarta, sementara Hangabehi lebih banyak berdomisili di Solo.
“Ya biasa saling sapa. Dia kan di Solo, saya di Jogja jarang ketemu kuliah saya,” tambahnya.
Artikel Terkait
Pemuda Tewas Dikeroyok di Teras Rumah Wirobrajan
Tersangka Tabrakan Maut Semarang Belum Ditahan, Polisi Masih Kumpulkan Bukti
Video Estetik Ajudan Prabowo di Tengah Bencana Picu Badai Kritik
Kampung Tengah Berduka: 33 Jenazah Dikebumikan dalam Tanah Basah