Tifauzia Tyassuma atau akrab disapa dokter Tifa baru-baru ini mempertanyakan
data yang digunakan oleh Bareskrim Polri dalam pemeriksaan kasus dugaan
ijazah palsu milik mantan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau
Jokowi.
Sebagaimana diketahui, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim
Polri menyatakan bahwa ijazah sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah
Mada (UGM) milik Jokowi adalah asli.
Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro
mengemukakan bahwa hasil tersebut didapatkan usai penyelidik bersama Pusat
Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri memeriksa ijazah tersebut
secara saintifik.
Namun, dokter Tifa mencurigai jika Bareskrim Polri menggunakan data palsu
dalam menyelidiki ijazah Jokowi. Hal itu dikemukakan oleh dokter Tifa
melalui cuitan di akun X miliknya @DokterTifa. Ia menyoroti penggunaan
penanggalan yang tercetak pada Harian Kedaulatan Rakyat, koran yang
mencantumkan nama Jokowi dalam pengumuman kelulusan ujian masuk Proyek
Perintis I (PPI) UGM tahun 1980.
BARESKRIM gunakan Data palsu?
— Dokter Tifa (@DokterTifa) June 7, 2025
(1)
Harian Kedaulatan Rakyat menggunakan dua penanggalan yaitu penanggalan Masehi dan penanggalan Jawa.
Pengumuman Penerimaan Mahasiswa Baru secara lazim dimuat di Koran Nasional. Khusus untuk penerimaan Mahasiswa Baru Angkatan 1980, dimuat di… pic.twitter.com/lWstZp8ZdT
"Bareskrim gunakan data palsu? Harian Kedaulatan Rakyat menggunakan dua
penanggalan yaitu penanggalan Masehi dan penanggalan Jawa. Pengumuman
Penerimaan Mahasiswa Baru secara lazim dimuat di koran nasional. Khusus
untuk penerimaan mahasiswa baru angkatan 1980, dimuat di Koran Kedaulatan
Rakyat tanggal 18 Juli 1980 atau penanggalan Jawa 24 PASA 1912," tulis
dokter Tifa.
Namun menurut dokter Tifa, penanggalan Jawa yang tercetak pada Koran
Kedaulatan Rakyat yang diperlihatkan oleh Bareskrim Polri memiliki
penanggalan yang berbeda.
"Ingat ya, tulisan Jawanya adalah PASA, sesuai huruf Jawa, atau bacanya
adalah Poso. Jadi bukan PUASA tetapi PASA. Sasi Pasa dalam bahasa Jawa
artinya bulan Ramadhan. Nah, yang menggelikan adalah data Bareskrim
menggunakan "Koran Kedaulatan Rakyat" yang tertulis di tanggalnya adalah 18
Juli 1980 / Jumat Kliwon 5 PUASA 1912," lanjut dokter Tifa.
Salah satu tokoh yang vokal dalam mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi
tersebut juga mengunggah cuplikan video ketika Dirtipidum Bareskrim Polri
Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro menyebutkan tanggal yang dimaksud
oleh dokter Tifa.
"Perhatikan juga Dirtipidum Djuhandani jelas menyebut Jumat Kliwon 5 Puasa
1912. Padahal, hari Jumat 18 Juli 1980 penanggalan Jawanya adalah Jumat
Legi, 24 Pasa 1912," sambungnya lagi.
Dokter Tifa menilai pernyataan yang diberikan oleh Bareskrim Polri adalah
kesalahan yang fatal. Pasalnya, data yang digunakan sangat berbeda.
"Ini kesalahan fatal! Tidak ada ampun! Bayangkan data Bareskrim yang
digunakan untuk uji forensik pakai koran palsu!" bebernya.
Tak hanya itu, dokter Tifa juga menyebut ada keganjilan lain dalam Koran
Kedaulatan Rakyat yang digunakan oleh Bareskrim Polri. Kali ini, terkait
nama orang yang mengaku sebagai teman satu angkatan Jokowi.
"Keganjilan kedua, nama Joko Widodo ada di urutan penerimaan nomor 14!
Tertulis nomor 14 Joko Widodo. Lantas para termul langsung teriak: Horee!
Nah kan bener, Joko Widodo diterima Kehutanan UGM! Plok plok plok, tepuk
tangan para termul girang. Eits tapi tunggu dulu! Pada urutan di atasnya,
nomor 8 ada nama Andjipramaria," jelas dokter Tifa.
Menurut dokter Tifa, pengakuan yang beredar di publik nama teman kuliah
Jokowi adalah Andi Pramaria.
"Lho! Padahal yang betul, nama mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM angkatan
1980, yang mengklaim menjadi temannya Joko Widodo, namanya bukan
Andjipramaria tapi Andi Pramaria! Coba anda Googling sendiri nama Andi
Pramaria. Anda akan menemukan nama tersebut dengan mudah!" timpal dokter
Tifa.
Oleh karena itu, dokter Tifa mempertanyakan proses pembuktian keaslian
ijazah yang dilakukan oleh Bareskrim Polri yang dinilainya amburadul.
"Jadi dari selembar dokumen ini saja, kita bisa melihat betapa amburadulnya
kerja Bareskrim. Sama sekali tidak profesional! Sembrono! Acak adut! Ngawur!
Sudahlah menunjukkan "Ijazah asli Joko Widodo" versi fotokopi, berlipat
pula! Sekarang pakai dokumen Koran Kedaulatan Rakyat palsu pula! Gimana
ini?" tulisnya pada akhir utas.
Sumber:
suara
Foto: Kolase Dokter Tifa dan Jokowi (Instagram)
Artikel Terkait
Salah Sasaran! Kunjungan Bahlil Lahadalia ke Pulau Gag, Netizen: Tambangnya Bukan di Situ!
TERKUAK! Raja Ampat Bukan Korban Tunggal, Trend Asia Temukan 35 Pulau Kecil Terancam Rusak Akibat Tambang
Gegara Ucapan Ngawur Ini, Trend Asia Kritik Pernyataan Bahlil Soal Tambang Nikel: Menyesatkan!
LHKPN Deddy Corbuzier Total Kekayaan Capai Rp 953 Miliar