Batam kembali jadi sorotan. Kali ini, bukan karena proyek infrastruktur atau wisata, melainkan sebuah operasi penyitaan besar-besaran. Puluhan ton beras ilegal berhasil diamankan aparat di pelabuhan setempat.
Sinergi cepat antara Kementerian Pertanian, TNI, dan Polri berhasil mencegah puluhan ton komoditas pangan ilegal beredar. Temuan ini cukup mengganggu, apalagi di tengah upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional pada 2025.
Yang jadi pertanyaan, bagaimana bisa beras sebanyak itu masuk? Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, semuanya berawal dari sebuah laporan masyarakat. Waktu itu sudah larut, Senin malam sekitar pukul 23.00 WIB. Laporan itu masuk melalui kanal "Lapor Pak Amran", menginformasikan adanya tiga kapal mencurigakan yang membawa komoditas pangan ilegal. Ketiganya sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Sengkuang, Batu Ampar, Kota Batam.
Informasi itu langsung ditindaklanjuti. Koordinasi pun dilakukan dengan cepat melibatkan Pangdam, Kapolda Kepulauan Riau, Gubernur Kepri, Wali Kota Batam, hingga Dandim setempat.
Saat aparat tiba di lokasi, mereka menemukan fakta yang cukup mencengangkan. Tiga kapal bermuatan besar itu membawa 40,4 ton beras ilegal. Tapi bukan cuma beras. Ada juga 2,04 ton minyak goreng, 4,5 ton gula pasir, 600 kilogram tepung terigu, 900 liter susu, 240 botol parfum, 360 kemasan mi impor, dan 30 dus makanan beku.
Menteri Amran dengan tegas menyoroti masalah ini. Menurut penjelasan awal, beras ilegal tersebut diduga berasal dari Thailand.
Artikel Terkait
Tragedi di Balik Pintu Kantor: Teman Akrab Jadi Predator Seksual di Mamuju
Tragedi Gantung Diri Tersangka Pembunuhan Alvaro di Ruang Konseling Polisi
Libur Natal 2025 Bakal Panjang, Ini Bocoran Jadwal dan Tips Manfaatkan Cuti
Personel Intel Kodim Walk Out, Proses Hukum Narkoba di Kutai Barat Dituding Direkayasa