Meski sebagai minoritas Hindu di sekolah mayoritas Muslim, Enik merasakan penerapan toleransi yang nyata. Ia difasilitasi beribadah di Pura Giri Mulya saat Hari Raya Saraswati dan bebas melakukan sembahyang tiga kali sehari. Teman-temannya bahkan mengingatkannya untuk beribadah dengan canda hangat.
Prestasi dan Cita-Cita Tinggi
Enik membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan halangan untuk berprestasi. Saat SMP, ia meraih peringkat dua berturut-turut. Gadis yang gemar membaca ini bercita-cita kuliah di Universitas Brawijaya Malang menjadi desainer, untuk mengangkat derajat keluarganya.
Pendidikan Karakter dan Dukungan Guru
Zulfi Wardha Azizah, Guru Bimbingan Konseling, memandang Enik sebagai pribadi istimewa: pemalu namun mudah bersosialisasi, peduli lingkungan, dan bertanggung jawab. Kepala SRT 2 Banyuwangi, Chitra Arti Maharani, menegaskan komitmen sekolah dalam menciptakan lingkungan bebas kekerasan dan intoleransi.
SRT 2 Banyuwangi: Investasi Masa Depan
Dengan 124 siswa dari jenjang SD hingga SMA, didukung 22 guru dan 28 tenaga pendidik lainnya, SRT 2 Banyuwangi membuktikan bahwa pendidikan berkualitas dapat mengubah hidup anak-anak kurang mampu. Sekolah ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan bertoleransi.
Kisah Enik di SRT 2 Banyuwangi mengajarkan bahwa dengan pendidikan yang tepat dan lingkungan yang mendukung, setiap anak berhak meraih mimpi mereka, terlepas dari latar belakang ekonomi dan agama.
Artikel Terkait
KPPU Luncurkan Buku Hukum Persaingan Usaha Edisi Terbaru, Siap Hadapi Era Digital dan AI
22 Luka di Tubuh Bocah 9 Tahun Ditemukan Tewas di Rumah Mewah Cilegon
Ribuan Penyandang Disabilitas Serukan Kesetaraan di Fun Walk Bundaran HI
Trump Perketat Pintu AS: 19 Negara Dilarang Total, 15 Lainnya Dibatasi Parsial