Sudah sejak 1995 Sumiati menggeluti profesi ini. Namun begitu, ia tak menampik bahwa jamu tradisional sempat terancam tergerus zaman. Salah satu penyebabnya, ya itu, stigma bahwa jamu itu pasti pahit.
“Kunir asem, ini temulawak masih utuh soalnya biasanya ada yang minum, ini kosong, kunyit asam, kunyit tawar, temulawak, beras kencur, pahitan, sirih, rebusan kulit manggis sama daun sirsak. Komplit,” sebutnya sambil menunjukkan aneka jenis jamu yang dijajakan.
Harganya pun tetap bersahabat. Untuk satu gelas, cukup merogoh kocek Rp 5 ribu. Sementara versi botolnya dibanderol sepuluh ribu rupiah.
Artikel Terkait
Gus Ipul Serukan Jihad Data kepada Karang Taruna
Cak Imin Pilih Diam, Menanti Keputusan MK Soal Gugatan Pemberhentian Anggota DPR
Gen Z Gencar Gelar Party Jamu, Bakul Jamu Keliling Kembali Laris Manis
Gus Ipul Resmikan Susunan Baru Karang Taruna untuk Lima Tahun ke Depan